26 C
Semarang
Monday, 14 April 2025

Lima Pendeteksi Longsor di Wonosobo Tidak Berfungsi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Alat pendeteksi bencana tanah bergerak dan longsor di Kabupaten Wonosobo masih minim. Di tengah situasi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) justru temukan alat deteksi bencana yang sudah rusak di beberapa wilayah.

Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo Bambang Tri mengatakan, saat ini potensi bencana tanah longsor masih terus menghantui masyarakat Wonosobo.

“Tanah longsor di beberapa lokasi itu masih sering terjadi. Meskipun intensitasnya relatif kecil di sebagian wilayah kita,” terangnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon Minggu (7/11/2021) sore.

Dengan melihat potensi bencana yang masih cukup besar ini, Pemkab sangat membutuhkan alat deteksi bencana. Untuk ditempatkan di beberapa wilayah yang yang menjadi prioritas kebencanaan.

“Dan sebenarnya di titik-titik daerah rawan bencana sudah kita pasangi early warning system (EWS) kebencanaan. Meski jumlahnya masih sangat minim,” katanya.

Di Wonosobo setidaknya telah terpasang 13 alat EWS. Mulai dari Kecamatan Kaliwiro, Sukoharjo, Kalibawang, Wadaslintang, Watumalang, Kertek, dan Kejajar. Namun sayangnya, sejumlah alat tersebut sudah tidak berfungsi dan rusak.

Dari 13 alat yang terpasang, sedikitnya lima alat EWS tak berfungsi lagi. Yakni di Desa Tieng, Kejajar; Pagerejo, Kertek; Desa Ngasinan, Kaliwiro; Dusun Gelangan, Watumalang dan Dusun Tripis, Watumalang.

“Kebanyakan alat yang rusak itu karena memang pemasangan telah dilakukan sejak tahun 2014 lalu. Dan sebenarnya butuh perawatan lebih. Namun sampai saat ini kita belum tahu harus membeli sparepart-nya dimana,” terangnya.

Adapun alat yang sampai saat ini masih aktif itu berada di Desa Pagerejo, Kertek; Desa Pucung Kerep dan Medono Kaliwiro; Desa Kalikarung, Kalibawang; Desa Watumalang, Watumalang; Desa Pulus, Garung Lor; dan Kalibening, Sukoharjo. (git/ton)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya