RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Sedikitnya enam broadcaster radio yang menjadi mitra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo mendapatkan pelatihan broadcasting dan public speaking.
Pelatihan menghadirkan dua narasumber Eddy Koko dan Risa Karmida. Kegiatan digelar di aula utama Dinas Kominfo selama dua hari diikuti 30 peserta. Terdiri dari penyiar, reporter berita, staf humas perangkat daerah dan kru televisi streaming WEB TV Wonosobo.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika melalui Sekretaris Dinas Winarningsih mengatakan kegiatan tersebut untuk mengoptimalkan potensi broadcasting dan publikasi melalui berbagai kanal media yang ada di Wonosobo.
“Target peserta sebanyak 30 orang, yang merupakan praktisi kehumasan, penyiar radio dan kru TV streaming. Kita harapkan mampu menyerap materi-materi dari kedua narasumber. Karena keduanya merupakan praktisi yang sudah berpengalaman. Baik di bidang kehumasan, broadcasting, jurnalistik sampai pada public speaking,” tutur Winarningsih Sabtu (9/10/2021) lalu.
Kepala Seksi Kerja Sama Media dan Pengembangan SDM Bidang IKP Dinas Kominfo Fahrudin Azis menambahkan, melalui pelatihan broadcasting dan public speaking tersebut, pihaknya berupaya menjembatani kebutuhan para pelaku kehumasan yang ingin upgrade skill berbicara di depan kamera maupun di dalam ruang siaran.
“Era digital dengan semakin banyak sarana komunikasi dan publikasi, memerlukan pemahaman baru agar nantinya para pelaku broadcasting di Wonosobo juga lebih update,” ungkapnya.
Hadirnya Eddy Koko, sebagai jurnalis senior sekaligus mantan praktisi penyiaran di Trijaya FM disebut Fahrudin juga telah memberikan warna baru dalam pemahaman terkait bagaimana para pelaku broadcasting di Wonosobo harus bersikap terhadap media-media modern.
Dari hasil pelatihan bersama kedua narasumber tersebut, Azis berharap ke depan dunia penyiaran maupun kehumasan di Kabupaten Wonosobo akan lebih berwarna, lebih aktual dan akurat.
Salah satu peserta Amalia Fajar Sari, penyiar LPPL Radio Pesona FM mengakui lebih paham menggunakan media sosial untuk keperluan penyebaran berita secara baik dan benar.
“Kami juga mendapatkan materi penting bagaimana mengatasi rasa gugup atau nervous saat berada di depan kamera, ketika harus reportase langsung dari lapangan dan berhadapan dengan narasumber berita,” urainya. Setelah mendapatkan materi broadcasting dan public speaking, Sari mengaku menjadi lebih percaya diri serta siap untuk mengoptimalkan potensi dan kemampuan dirinya. (git/lis)