27 C
Semarang
Friday, 20 December 2024

Peternak Dombos Harus Paham Pembukuan Keuangan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Sedikitnya 30 peternak Domba Wonosobo (Dombos) diberi pelatihan manajemen pembukuan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah para peternak mendapat dana segar dari para kreditur perbankan.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Wonosobo Agus Wibowo menjelaskan pentingnya sektor permodalan yang dibutuhkan oleh para peternak Dombos di Wonosobo. Sebab keberadaan peternak selama ini masih cenderung kurang dilirik kalangan perbankan.

“Alhasil, usaha budidaya ternak domba yang banyak diambil bulu nya sebagai bahan baku kain kualitas ekspor belum maksimal,” katanya saat membuka acara Matching Fund Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Minggu (3/10/2021).

Oleh karena itu pihaknya berupaya mendorong agar para peternak Dombos mulai bertransformasi ke arah usaha yang lebih profesional. Sehingga ke depan mereka dapat berdampingan dengan kalangan perbankan untuk pengembangan usahanya.

“Program ini mengawali upaya kami untuk mendorong para peternak Dombos agar memiliki manajemen ala perusahaan, seberapapun jumlah ternaknya, harus ada pembukuan yang rapi dan perhitungan akuntansi yang jelas,” terang Agus yang juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo tersebut.

Wonosobo yang saat ini juga telah memiliki kerajinan batik khas, diakui Agus, harus bersaing ketat dengan daerah lain seperti Jogja, Pekalongan maupun Solo yang telah lebih dulu dikenal pasar.

Karena itulah, pihaknya kemudian berupaya agar produk fashion dari Wonosobo benar-benar memiliki kekhasan dan berbeda dengan banyak daerah lainnya. “Salah satu yang bisa diangkat adalah produk fashion berbahan dasar kain yang berasal dari bulu Dombos ini,” lanjutnya.

Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar mengaku gembira HKTI berinisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui pengembangan ternak Dombos, mengingat hal itu sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk mewujudkan kemandirian daerah.

“Langkah regenerasi peternak juga amat diperlukan agar para milenial, sebagai pemegang tampuk keberlanjutan usaha peternakan di masa-masa mendatang juga segera berkiprah mendukung upaya mulia ini,” jelasnya. (git/ton)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya