RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Bupati Afif Nurhidayat bersama Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar meninjau proyek rehabilitasi bendungan di Kedungnongko. Masuk wilayah Desa Krasak, Selomerto, Wonosobo. Bendungan yang tengah diperbaiki itu bakal digunakan untuk mengairi pertanian di dua kecamatan.
Dalam kesempatan tersebut bupati dan wakil bupati didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Nurudin Ardiyanto dan Sekretaris DPUPR Esti Mulyanto. Serta beberapa kepala bidang di DPUPR.
“Tahun 2021 menjadi awal dimulainya pembangunan infrastruktur. Setelah beberapa tahun ke belakang kita stop, fokus penanganan pandemi,” terang Bupati Afif Nurhidayat di sela kunjungannya.
Ia menjelaskan rencana merehabilitasi bendungan di Kedungnongko ini menjadi langkah pemkab seriusi sektor pertanian. Utamanya di wilayah hulu.
“Setelah ini diperbaiki saya perkirakan nanti seluruh warga di Desa Selokromo, Leksono dan sebagian di Desa Krasak, Selomerto itu akan bisa segera menikmatinya,” terangnya.
Sebelum bendungan diperbaiki, hampir setiap hari masyarakat di dua desa tersebut bergotong-royong memperbaiki rangka jaring batu yang ditumpuk seadanya. Hal ini dilakukan untuk menjaga debit air agar selalu tinggi di sekitar bendungan. Sehingga air bisa mengairi lahan pertanian di kawasan tersebut.
“Makanya program pembangunan bisa diprioritaskan dan dipercepat. Bangunan lama volumenya lebih kecil dan sudah rusak, tidak layak lagi. Maka perlu ada perbaikan,” tegasnya.
Berdasarkan laporan kepala DPUPR, bupati mengatakan di bulan Juli 2021 ini progres pembangunan infrastruktur baru mencapai 10 persen. Karena waktunya sudah mepet, proyek pembangunan fisik, harus terus dikebut agar mencapai 200 persen di akhir 2021.
“Kondisi pandemi global Covid-19 memang sangat mempengaruhi pergerakan program pembangunan fisik di daerah. Karena semua tengah fokus percepatan penanganan wabah virus korona. Namun, karena masuk sektor esensial, proyek infrastruktur menjadi program yang diutamakan,” katanya.
Kepala DPUPR Nurudin Ardiyanto mengatakan jaringan bendungan Kedungnongko yang bakal direhabilitasi memiliki volume panjang 85 meter. Sepanjang 50 meter merupakan bangunan lama dan 35 meter berupa bangunan baru.
“Pada bagian yang rusak parah akan kita perbaiki total. Kira-kira 35 meter itu. Sementara yang 50 meter lagi akan kita tutup kembali dengan beton untuk ditinggikan agar sama dengan bangunan yang baru,” ungkapnya.
Menurutnya proyek pembangunan untuk perbaikan saluran irigasi ini mencapai Rp 2,4 miliar. Diambil dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2021. Direncanakan proses pengerjaan akan memakan waktu hingga 150 hari ke depan.
“Irigasi Kedongnongko bakal banyak dimanfaatkam untuk mengairi lahan sawah seluas 1000 hektare di Desa Selokromo dan Desa Krasak,” ujarnya. (git/lis)