RADARSEMARANG.COM – Bupati Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati Muhammad Albar telah menetapkan lima program dasar untuk memajukan Wonosobo. Melalui konsep besar serta peta dasar yang menjadi fokus pemerintah ini, diharapkan pembangunan bisa lebih terarah dan tertata dengan baik.
Lima program dasar yang akan dibawa oleh Afif Nurhidayat dan Muhammad Albar tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang tengah dimatangkan hingga saat ini. Namun dari seluruh rancangan yang telah ditetapkan itu, Pemerintah Wonosobo yang baru telah menetapkan lima program dasar sebagai semboyan yang khas. Yakni Wonosobo Maer, Wonosobo Resik, Wonosobo Sehat, Wonosobo Pinter serta Njogo Tani Noto Pasar.
Maksud dari penjabaran ini menurut Bupati Afif Nurhidayat merupakan hasil perasan dari visi dan misi yang telah digaungkan sejak sebelum terpilih menjadi orang nomor satu di Wonosobo itu. Sehingga program ini akan berkesinambungan dalam seluruh aspek yang akan dikerjakan selama beberapa tahun ke depan.
Dalam penjelasan yang disampaikan tersebut menurutnya kelima program tentu membutuhkan fiskal yang memadai selama lima tahun anggaran. Termasuk sebagian sudah akan dilakukan mulai APBD tahun 2022 yaitu pembangunan jalan kabupaten ruas tuntas sesuai tema percepatan infrastruktur dan pemulihan ekonomi.
“Untuk memetakan kebutuhan fiskal program unggulan dengan kebutuhan pendanaan RKPD tahunan, saat ini sedang kami lakukan sinkronisasi renja tahun 2022 dengan perangkat daerah,” katanya saat ditemui di halaman Pendopo Kabupaten, Kamis (22/7).
Meskipun dari lima program unggulan itu akan kembali dipecah menjadi 19 indikator. Nantinya akan lebih banyak berupa angka atau indeks yang sudah menjadi standar umum dalam pengukuran kinerja. Selanjutnya, indikator tujuan akan diturunkan lagi menjadi indikator sasaran serta target sektoral sesuai urusan pemerintahan pada setiap perangkat daerah.
“Untuk mendukung itu maka proyeksi fiskal selama lima tahun ke depan maupun asumsi kuantitatif pencapaian target kinerja kita pasang dengan pendekatan optimistis namun tetap moderat,” ujarnya.
Selanjutnya, penjabaran lebih lengkap tentang indikator dan target, strategi dan kebijakan, serta keterkaitan antar-isu strategis dalam rancangan RPJMD. Gambaran fiskal mencakup pendapatan dan belanja ini nantinya disampaikan oleh tim penyusun RPJMD kepada DPRD dalam pembahasan raperda RPJMD.
“Sesuai ketentuan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, kami optimistis cukup waktu bagi jajaran eksekutif bersama legislatif mematangkan rencana pembangunan kita lima tahun ke depan sampai ditetapkannya Perda RPJMD Tahun 2021-2026 Kabupaten Wonosobo,” ungkapnya.
Infrastruktur Jadi Prioritas
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo telah menetapkan infrastruktur menjadi masalah paling utama yang perlu segera diselesaikan dalam beberapa tahun ke depan. Masalah infrastruktur, utamanya di bidang jalan ini menjadi yang paling banyak dikeluhkan masyarakat.
“Kita berangkat atas amanah dari masyarakat, maka sudah menjadi tugas kita untuk kembali memperjuangkan keinginan mereka,” ungkap Bupati Afif Nurhidayat yang banyak melakukan kunjungan ke berbagai wilayah tersebut.
Memperbaiki masalah infrastruktur ini menurutnya bakal menjadi perhatian yang paling dominan di antara program lain. Dengan daya dukung anggaran yang bakal digemukkan ke sektor tersebut. Meskipun jumlah yang bakal digelontorkan Pemkab dalam menyuplai anggaran itu besarannya masih tentatif.
“Kita masih belum bisa menyebut berapa persentase yang akan dimasukkan ke dalam bidang infrastruktur ini. Karena kita tahu situasi saat ini belum bisa dipastikan. Semuanya sedang bergerak ke refokusing penyelesaian pandemi,” ujarnya.
Diakui awal perjalanan Afif Nurhidayat dan Muhammad Albar dalam memimpin Kabupaten Wonosobo di awal periode ini terasa cukup berat. Pasalnya, semenjak dilantik pada 26 Februari 2021 lalu, pihaknya dipaksa harus menghadapi pandemi Covid-19 yang belum tahu sampai kapan bakal berakhir.
“Di tengah kenyataan hari ini kita belum bisa memberi porsi besar ke masalah infrastruktur. Karena memang sebagian besar anggaran kita terpakai untuk penanganan Covid-19 ini,” jelasnya.
Namun, meski di tengah keterbatasan fiskal yang dimiliki Pemkab, pihaknya optimistis seluruh ikhtiar yang dikerjakan bakal berjalan dengan baik. Sebab mantan ketua DPRD Kabupaten Wonosobo itu enggan terus terjebak dalam kondisi tanpa solusi.
“Makanya untuk 2022 besok kita proyeksikan untuk mengejar ketertinggalan itu. Meskipun di tengah anggaran fiskal APBD kita yang sangat terbatas. Tentu kita tak bisa berjalan sendiri. Perhatian dari pemerintah pusat dan provinsi juga kita butuhkan agar bisa segera teratasi,” lanjutnya.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar mengakui di awal perjalanan ini cukup berat untuk dilalui. Selain karena pandemi, periode yang dilalui untuk memimpin Kabupaten Wonosobo itu termasuk paling singkat. Sebab hanya diberi waktu 3,5 tahun masa efektif untuk memimpin kabupaten yang dikelilingi pegunungan ini.
“Karena di tahun 2024 kita sudah harus melangsungkan pemilu serentak lagi. Jadi memang saat ini kita harus lebih ekstra dalam bekerja. Sehingga target dan capaian yang telah kita tetapkan bisa terkejar dengan baik,” terangnya saat ditemui di rumah dinasnya beberapa hari lalu. Oleh karenanya, saat ini dibutuhkan kesadaran bersama. Baik di tingkatan eksekutif, legislatif serta masyarakat dalam membangun Wonosobo. Dengan tidak berjalan secara parsial dan sendiri-sendiri. “Tugas pertama yang perlu kita lakukan adalah membangun ritme agar seluruh elemen bisa berjalan beriringan,” tandasnya.
Mewujudkan Masyarakat Gotong Royong
Salah satu visi besar Afif Nurhidayat dan Muhammad Albar membangun Kabupaten Wonosobo dengan spirit gotong royong. Sebab pembangunan seluruh sektor tak bisa hanya dikerjakan oleh sekelompok orang. Butuh kerja sama seluruh elemen agar konsep besar dalam terwujudnya Wonosobo yang berdaya saing, maju dan sejahtera.
“Faktanya tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kesiapan dana. Maka spirit gotong royong ini yang akan kita bangun dan pupuk. Sehingga ke depan bisa menjadi instrumen penting dalam membangun Wonosobo,” terangnya.
Konsep gotong royong ini menurutnya tak terlepas dari masuknya partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan yang dibuat. Untuk menentukan konsep, tujuan hingga sampai ditahap realisasi program yang bakal diterima.
“Maka sinergitas antara pemerintah dan masyarakat itu penting. Tanpa itu semua nonsense kita bisa membangun kota ini menjadi lebih baik,” katanya.
Ia mencontohkan spirit gotong royong ini bisa meniru perayaan hari Idul Adha. Seluruh komponen masyarakat saling bahu membahu dalam membantu masyarakat secara sukarela.
“Yang berpenghasilan mau membagikan sedikit rezekinya kepada yang memang kurang mampu secara finansial. Sementara yang kurang mampu ikut membantu memotong, hingga membagi secara adil kepada masyarakat yang lain. Inilah yang saya kira wujud dari konsep gotong royong itu,” imbuhnya.
Konsep itu menurutnya sangat tepat untuk diterapkan saat ini. Apalagi di tengah kondisi Kabupaten Wonosobo yang tengah menghadapi pandemi Covid -19. Seluruh komponen menghadapi masalah yang sama. Yang secara keseluruhan bakal dibenturkan pada dua hal. Pertama soal kesehatan dan kedua soal ekonomi.
“Peran serta masyarakat itu telah banyak membantu, misalnya dengan kegiatan jogo tonggo, bagi masker. Serta banyak hal lain yang diberikan bagi warga terdampak. Hal-hal seperti ini yang perlu dipupuk dan terus dibangun,” lanjutnya.
Disamping itu problem di Kabupaten Wonosobo saat ini begitu luas. Mulai dari jumlah jalan yang rusak berat, angka kemiskinan, serta lama pendidikan yang masih di bawah rata-rata. Ini menjadi bukti jika seluruh sektor perlu ada pembenahan.
“Harapan terbesar kita bagaimana pemerintah bisa hadir menjadi komandan di lapangan. Bisa mengayomi sehingga mereka bisa merasakan hadirnya pemerintah,” tandasnya.
Optimalkan Kinerja ASN
Untuk mewujudkan lima program itu, Bupati Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati Muhammad Albar mengawali dengan anjangsana ke setiap organisasi perangkat daerah (OPD). Tujuannya untuk menyamakan persepsi, menjalin kebersamaan, dan mendukung agar kinerja perangkat daerah dapat lebih meningkat lagi.
Aparatur sipil negara (ASN) Wonosobo harus bekerja keras bekerja ikhlas dan bekerja cerdas. Serta selalu mendukung setiap kebijakan dan langkah yang diambil supaya program pemerintah segera terealisasi. Senantiasa memberi makna dan ketulusan dalam setiap karya dan pekerjaan yang dilakukan serta senantiasa meningkatkan profesionalisme dalam bekerja, serta berkontribusi maksimal pada instansi masing-masing.
ASN dituntut bisa memaksimalkan produktifitas dan kedisiplinan kerja, namun tetap mengedepankan sikap-sikap yang humanis dalam melayani masyarakat, namun tetap tegas sesuai aturan yang berlaku.
“Saya minta agar setiap perangkat daerah melaksanakan tugas, sesuai kapasitas masing-masing. Dan tidak ingin ASN merasa hebat dan paling bisa dan bangun soliditas lembaga, ” tegas Afif Nurhidayat.
Selain itu sebagai pelayan masyarakat, harus memberikan respon yang cepat terhadap keluhan keluhan yang disampaikan masyarakat. “Sebagai pelayan masyarakat kita harus meminimalisasi keluhan-keluhan yang disampaikan masyarakat. Merespons dengan cepat yang menjadi keluhan masyarakat, agar kita bisa lebih baik dan optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,”
Bupati tidak ingin ada ASN maupun OPD di lingkungan Pemkab Wonosobo yang tersangkut dengan masalah hukum, di masa kepemimpinannya. Pihaknya akan secara maksimal membersamai dan akan selalu menjalin koordinasi dengan pihak terkait.
Bupati menegaskan saat ini pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Salah satunya dengan tampilan Satpol PP yang humanis, santun namun sigap dalam melaksanakan tugas. Baik melayani masyarakat maupun dalam rangka menegakan perundang-undangan. (git/lis)