RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Baru sehari Pemkab Wonosobo mengupayakan ketersediaan tabung oksigen untuk rumah sakit (RS). Namun jumlah yang diterima itu dianggap masih sangat terbatas. Pasalnya jumlah yang dikirim tak sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Direktur RSUD Setjonegoro dr Danang Sananto Sasongko mengatakan saat ini tabung oksigen di RS sudah hampir habis. Sebab jumlah yang dikirim dari Dinas Kesehatan untuk RSUD Setjonegoro hanya 650 tabung saja.
“Sementara jumlah kebutuhan kita itu di kisaran 5.000 tabung agar bisa terpenuhi. Jadi yang dikirim oleh Pemkab satu hari yang lalu memang hanya bisa digunakan untuk beberapa jam saja,” terangnya saat mengikuti rapat evaluasi PPKM, Rabu (14/7/2021).
Ia menyebutkan kebutuhan tabung okesigen untuk satu rumah sakit, seperti di RSUD rata-rata mencapai 150 tabung per hari. Sehingga jumlah yang dikirim itu masih sangat terbatas.
“Kita memang butuh solusi segera untuk menyelesaikan problem ini. Karena menurut saya persoalan ini tak hanya terjadi di RSUD saja. Tapi juga rumah sakit yang lain,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dr. Mohamad Riyatno melalui sambungan telepon menjelaskan, saat ini pemenuhan oksigen diprioritaskan ke RS. Dan untuk yang di puskesmas di wilayah, pengisiannya dan distribusinya secara bertahap karena keterbatasan barang.
“Saat ini pemenuhan oksigen prioritas ke RS, tapi kondisi riil bahwa ketersediaan oksigen di pos-pos pengisian di Wonosobo kosong. Maka kita sedang mengupayakan untuk koordinasi langsung ke produsen-produsen oksigen untuk pengisiannya,” ungkapnya.
Keluhan ini menjadi perhatian serius dari pemerintah, yang harus segera diatasi. Dan saat ini Pemkab terus mengupayakan secara optimal pemenuhan kebutuhan oksigen untuk rumah sakit dan puskesmas yang ada di Wonosobo.
Senada, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo terus berusaha mencari solusi untuk terpenuhinya kebutuhan oksigen saat ini. Termasuk yang dilakukan Pemkab baru-baru ini dengan membeli ratusan tabung untuk didistribusikan ke sejumlah wilayah.
Ini dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap kelangkaan oksigen yang saat ini sedang terjadi. Dengan harapan bisa menjadi solusi sementara sembari menunggu ketersediaan oksigen nasional kembali normal. (git/lis)