RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Longsor susulan terjadi di ruas utama Jalan Wonosobo – Prembun. Kali ini di jalan masuk Dusun Pudang, Desa Lemiring, Wadaslintang. Senderan yang baru selesai dibangun sepanjang 45 meter itu hancur terbawa tanah yang merosot.
Kasi Pelaksana Jalan Wilayah II, Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Anang Handoko saat survei di dua lokasi tanah longsor itu menyebutkan kondisi longsor yang kedua ini juga masuk kategori parah. Pasalnya, longsor membawa material senderan sepanjang 45 meter.
“Padahal senderan ini baru selesai di bangun. Ikut paket tahun 2020 kemarin. Tapi ternyata dengan hanya disender menggunakan beton saja masih belum kuat,” terangnya.
Ia menilai longsor di Dusun Pudang ini karena faktor tanah yang labil. Ditambah adanya mata air yang berada di bawah tanah ikut mengikis senderan beton yang baru selesai dibangun. Sehingga menurutnya hal itu mempercepat pengeroposan pada lapisan tanah.
“Padahal ini kita sudah gunakan DPT beton dan sudah dibuatkan paku bumi sedalam tujuh meter. Itu saja belum mampu menahan tanah,” jelasnya.
Menurutnya, sebelum dibeton, pihaknya juga sudah mengupayakan penggarapan jalan itu dengan model dibronjot. Yakni dengan membuat fondasi batu yang ditutup kawat. Namun kondisi itu juga tak cukup bagus. Lantaran senderan dengan model bronjot itu justru ikut terbawa tanah yang labil hingga 50 meter ke bawah.
Di lokasi longsor yang kedua ini tak sampai memutus seluruh badan jalan. Longsor hanya membawa material separuh jalan saja. Selebihnya untuk sementara ini masih bisa digunakan sebagai mobilitas kendaraan yang akan masuk ke desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang.
Sementara itu, Kalak BPBD Kabupaten Wonosobo Zulfa AAK menyebut di bagian wilayah selatan Wonosobo banyak tanah yang labil. Sehingga saat musim hujan tiba rentan longsor.
Sehari sebelumnya, juga terjadi tanah longsor di Desa Trimulyo, Kecamatan Wadaslintang. Hanya berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi longsor pertama. Akibatnya ruas utama jalan yang menghubungkan dua kota kabupaten putus. Atas kejadian itu tiga keluarga diungsikan. (git/lis)