RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Keberadaan Kelompok kusir delman di Wonosobo terus terpinggirkan. Selain tak punya pangkalan tetap, keberadaannya saat ini seolah tak dianggap Pemkab Wonosobo.
“Padahal, sejarah kota Wonosobo tak bisa lepas dari keberadaan kita dulu,” terang Ketua Sais Wonosobo Selasa (20/10/2020).
Ia menjelaskan, saat ini tak lebih dari 90 orang sais delman yang masih bertahan di Wonosobo. “Itu saja semakin ke sini semakin berkurang. Karena kondisi yang memaksa sebagian dari kita itu berhenti,” terangnya.
Apalagi sejak pembangunan Pasar Induk Wonosobo berlangsung. Pangkalan delman di sebelah barat Pasar Induk kini harus tersisih. Lantaran lokasi tersebut digunakan sebagai akses masuk kendaraan berat. “Sehingga yang bertahan tinggal satu dua saja di sana. Kalau dulu kan bisa sampai 12 delman di sana,” terangnya.
Bahkan Pemkab, menurutnya, tak memberikan penjelasan mengenai delman ini harus dipindahkan ke mana. Nyaris selama pembangunan pasar itu berlangsung, tak pernah ada komunikasi.
Padahal menurutnya, delman di Wonosobo memiliki cerita khusus. Dalam sejarahnya, delman itu menjadi ikon saat wisatawan masuk ke kota dingin ini. Paling tidak, ikut memberi kontribusi pada sektor pariwisata di kota pegunungan ini. “Kenapa dulu Wonosobo pernah meraih penghargaan kota Adipura itu, salah satunya karena keberadaan kita mas. Meski ada delman di kota, tapi tetap bersih,” jelasnya.
Menurutnya, kalau Pemkab mau memperhatikan nasib kusir delman, itu bisa ikut mengangkat sektor pariwisata. Seperti keberadaan delman di wilayah jogja yang ditempatkan di sepanjang jalan Malioboro. (git/ton/bas)