RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Sebanyak 60 warga Desa Besuki, Kecamatan Wadaslintang dilatih untuk siap hadapi bencana. Pasalnya, desa tersebut masuk dalam zona merah rawan bencana alam. Khususnya tanah bergerak.
“Kita melatih dan membentuk pemuda untuk meningkatkan mitigasi bencana berbasis masyarakat. Dengan membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB),” terang Bupati Wonosobo Eko Purnomo setelah membuka acara tersebut Kamis (1/10/2020).
Dijelaskan Desa Besuki merupakan desa ke dua yang dibentuk sebagai KSB di Wonosobo. Setelah Desa Serang Kecamatan Kejajar pada 2018 lalu. Pasalnya di desa ini menurutnya masuk dalam zona merah wilayah bencana. “Dengan menyiapkan KSB dan para relawan, jika sewaktu-waktu terjadi sudah ada kesiapan lebih dini dari masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial RI yang di wakili Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Iyan Kusmadiana menjelaskan pembentukan KSB ini merupakan ke-773 di seluruh Indonensia.
“Angka ini memang masih kurang, karena di Indonesia sendiri menurut data dari BNPB ada kurang lebih 48 ribu desa masuk dalam kategori yang rawan bencana, sehingga hal ini akan terus kita pacu,” ungkap Iyan.
Pembentukan KSB tersebut menurutnya sengaja diisiapkan saat masyarakat menghadapi situasi bencana sebelum bantuan dari luar datang. Serta merupakan peran serta masyarakat untuk menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
Iyan menambahkan anggota KSB Desa Besuki dilatih selama tiga hari. Dengan berbagai materi dan pelatihan mengenai dasar penanggulangan kebencanaan. Sehingga mereka saat ini telah memiliki bekal dan peta bencana, sebagai acuan tindakan apa yang akan dilakukan jika terjadi bencana di wilayahnya. (git/lis/bas)