RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Kegiatan Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Qur’an Al Asy’ariyah Wonosobo di bulan Ramadan tahun ini memang berbeda. Tak tampak riuhnya halaman pondok karena dipenuhi santri tiap harinya. Banyak yang sudah dipulangkan. Namun kegiatan masih berjalan seperti biasa.
Seperti saat koran ini mengunjungi pondok tersebut. Suasananya di jalan dan halaman pondok tampak lengang saat sore hari. Padahal, jauh sebelum ada pandemi covid ini muncul, Al Asy’ariyah adalah tempat bersemainya para generasi penerus ulama berkumpul untuk mengaji.
Pondok ini sudah ada sejak tahun 1832. Sudah ratusan tahun ikut menyebarkan agama Islam di Kabupaten Wonosobo. Saat ini terdapat 4.000 santri aktif yang mondok di sana. Dari berbagai daerah di Indonesia. Namun beberapa waktu yang lalu, sejak datang imbauan dari Kemenag, para santri akhirnya banyak yang dipulangkan. Tersisa beberapa santri yang tetap ingin berada di pondok.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pengasuh Pondok Pesanren Al Asyariah, KH Khoirulloh Al Mujtaba’ atau yang akrab disapa Abuya tetap menjalankan kegiatan keagamaan dengan santri yang terbatas. Meski begitu, santri yang berada di rumah tetap bisa mengikuti melalui sistem daring. Live streaming.
“Tapi itu khusus kita lakukan setelah ba’da salat tarawih selesai. Kita ngaji kitab kuning seperti biasa. Hanya saja kita tambah dengan melakukan streaming via youtube,” terangnya.
Hal ini dilakukan sebagai cara agar para santri yang sudah ada di rumah tetap bisa mengaji. Kajianya pun masih soal kitab-kitab karya ulama salaf (klasik). Seperti Tafsir Al Jalalain, Al Hikam, Ihya Ulumuddin, Fathul Izhar dan berbagai kitab lainnya.
Menurut Abuya, kegiatan ini dilakukan untuk menjaga rutinitas (Istiqomah) pengajian Ramadan agar bisa diikuti. Khususnya para santri, alumni serta masyarakat secara luas yang saat ini sedang berada di rumah saja.”Saya takut berdosa jika karena pandemi ini kegiatan syiar agama menjadi terhenti. Ini harus terus dilakukan sehingga para santri tetap mau mengaji,” katanya.
Di bulan Ramdan ini, aktivitas santri dimulai pada sore hari. Dengan membaca Alquran menjelang berbuka. Diteruskan salat berjamaah dan tarawih bersama di kompleks masjid. Sebelum para santri yang mau mengaji kilatan berkumpul di aula besar.
“Ada atau tidak ada santri di sini. Kegiatan mengaji akan tetap kita lakukan,” tandasnya. (git/zal/bas)