RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Angka kemiskinan di Kabupaten Semarang tercatat masih di angka tujuh persen. Hal itu terlihat dari hasil Regsosek yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. Salah satu pemicu tingginya kemiskinan karena pandemi Covid-19.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang Sri Wiyadi mengatakan, jika angka kemiskinan masih cukup tinggi. Tetapi masih rendah jika dibandingkan daerah lain karena ada yang masih di angka 10 persen.
“Kabupaten Semarang banyak tempat hiburan, pabrik industri. Tapi yang menjadi PR adalah angka pengangguran,” jelasnya.
Selain itu, kebanyakan warga miskin orangtua tunggal yang lanjut usia. Salah satu indikasi miskin dari tempat tinggal tidak layak, hingga tak bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri. “Registrasi sosial ekonomi (Regsosek) merupakan upaya pembaruan basis data perlindungan sosial,” tambahnya.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha meminta jangan sampai ada kepentingan sepihak yang mempengaruhi data yang akan ditetapkan. Data hasil Regsosek di tingkat desa harus benar-benar dicermati
“Jika data hasil Regsosek dapat disusun realistis, dapat dimanfaatkan sesuai kondisi sebenarnya. Sehingga berbagai program perlindungan sosial dapat tepat sasaran,” katanya. (ria/fth)