RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Persentase minat baca di Kabupaten Semarang terbilang tinggi mencapai 62 persen. Hal tersebut tidak lepas dari kerja keras Bunda Literasi Kabupaten Semarang, Peni Ngesti Nugraha.
Peni Ngesti Nugraha dilantik menjadi Bunda Literasi Kabupaten Semarang sejak Oktober 2022 lalu. Begitu dilantik, istri Bupati Semarang Ngesti Nugraha ini langsung gercep alias gerak cepat meningkatkan budaya membaca di Kabupaten Serasi.
Saat ditemui RADARSEMARANG.COM, Peni Ngesti Nugraha mengatakan, semua harus terlibat dalam kampanye gemar membaca. Tak hanya tenaga pendidik, peran orang tua juga sangat penting.
“Memang ini sudah era digital, tapi tetap minat baca ke anak harus ditambahkan sejak dini. Penggunaan HP juga harus diawasi. Kalau masih PAUD ya dikasih buku cerita saja lebih bagus,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Sebagai Bunda Literasi, mengunjungi PAUD, TK, hingga SD menjadi makanan Peni setiap hari. Peni juga mengukuhkan Tim Penggerak PKK di setiap kecamatan untuk menjadi Bunda Literasi. Baginya, kampanye dilakukan dengan cara keroyokan tentunya bisa lebih efektif.
“Semua harus terlibat, bahkan ibu-ibu PKK juga ikut kampanye membaca. Membaca itu langkah awal masuk SD, jadi kita persiapan mulai dari PAUD,” ujarnya.
Peni menjelaskan, perkembangan makna literasi saat ini tidak hanya terkait membaca. Dari membaca juga bisa menyejahterakan masyarakat melalui pengetahuan yang diperoleh. Kondisi itu didukung transformasi peran perpustakaan sebagai pusat inklusi sosial. Yakni, sebagai tempat mengumpulkan pengetahuan praktis guna menciptakan kegiatan ekonomi produktif.
“Harapannya, dengan membaca tentu anak-anak di Kabupaten Semarang lebih cerdas, dari situlah angka ekonomi mengikuti perlahan naik,”katanya.
Sementara itu, Bupati Semarang Ngesti Nugraha menambahkan, kerja sama semua pihak, termasuk Tim Penggerak PKK sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan minat baca anak-anak sejak dini. “Bunda Literasi berperan penting meningkatkan indeks gemar membaca,” ujarnya. (ria/aro)