30.8 C
Semarang
Tuesday, 7 October 2025

Desa Wisata di Kabupaten Semarang Bangkit Kembali

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Setelah Covid-19 mereda, peningkatan kunjungan wisatawan di Kabupaten Semarang mulai dirasakan. Baik di berbagai destinasi wisata maupun desa wisata (deswita). Pada 2022 lalu, target pencapaian kunjungan wisata mencapai 96,7 persen.

Kembali bergeliatnya kunjungan wisatawan ini menjadi angin segar bagi sebanyak 74 desa wisata di Kabupaten Semarang. Pasca pandemi Covid-19 saat ini, semua deswita sudah mulai melakukan pengembangan untuk bangkit kembali. Dengan ditambah adanya imbauan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang untuk seluruh wisata memperhatikan Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE).

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, pihaknya sudah melakukan imbauan tersebut sejak libur panjang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 lalu. Termasuk kaitannya antisipasi sarana dan prasarana di lokasi wisata mengingat saat ini cuaca buruk masih sering melanda wilayah Kabupaten Semarang.

“Jangan sampai nantinya ada kejadian kecelakaan di lokasi wisata karena sarana dan prasarana tidak diperhatikan,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Dikatakan, upaya-upaya yang dilakukan Pemkab Semarang melalui Dinas Pariwisata untuk membantu pengembangan desa wisata, yakni secara intens melakukan pembinaan. Dengan mengumpulkan para pengelola deswita, serta memberikan penjelasan terkait pengembangan deswita dari narasumber praktisi. “Seperti yang kita lakukan di Bandungan dan di Pabelan selama dua hari lalu,” ujarnya.

Pembinaan-pembinaan tersebut dilakukan karena banyak desa wisata yang tidak bisa berkembang, bahkan tumbang saat pandemi Covid-19 melanda. Sehingga pasca pandemi ini para pelaku pariwisata harus bangkit membangun dan mengembangkan kembali apa yang sudah ada di desa wisata tersebut.

Heru mengungkapkan, terdapat beberapa trik yang bisa digunakan untuk mempertahankan eksistensi desa wisata, yakni dengan promosi yang intens. pihaknya juga sudah memfasilitasi dengan adanya Aplikasi Pariwisata Terintegrasi Kabupaten Semarang (APIKS) sebagai media promosi bagi para pengelola pariwisata.

“Selain itu, untuk pengembangan, bagaimana desa wisata tersebut bisa mencari dan menggali potensi keunikan masing-masing. Namun semua itu kuncinya ada di manajemen pengelolaan,” ungkapnya.

Seperti halnya Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, dan Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat yang memanfaatkan potensi perilaku kehidupan sehari-hari masyarakat setempat untuk diangkat menjadi peket wisata. Serta program-program unggulan desa pun bisa diangkat untuk menjadi bekal desa wisata.

“Jadi sebenarnya keunikan itu menjadi satu peluang, namun harus diimbangi dengan pemasaran atau promosi yang baik, serta manajemen pengelolaan yang kuat,” katanya.

Di luar pembinaan yang terstruktur, pihaknya juga selalu intens untuk turun langsung ke desa untuk memberikan masukan kepada para pengelola desa wisata. Di Dinas Pariwisata sendiri memiliki sebuah forum untuk menaungi semua pengelola desa wisata atau Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang ada. Dari forum tersebut terdapat pertemuan rutin tiga bulan sekali yang menjadi wadah menyampaikan segala permasalahan yang ada.

“Dalam pertemuan tersebut kita bisa saling sharing apa yang menjadi kendala dari masing-masing desa wisata. Kita harapkan juga pada saat pertemuan muncul ide gagasan yang baru untuk pengembangan desa wisata,” paparnya.

Reporter:
Nurfa’ik Nabhan

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya