RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Bencana tanah longsor masih terus mengancam Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Pergerakan tanah masih terjadi meskipun dengan skala kecil. Sejumlah warga sudah diminta mengungsi.
Kepala Desa Kalongan, Yarmuji mengaku sudah sudah melakukan sosialisasi pada warga. Khususnya yang berada di zona rawan. Yakni satu rumah paling dekat dan masuk zona rawan yang berkisar 100 hingga 300 meter dari lokasi longsor. Kontur tanah memang tidak stabil hingga akhirnya longsor terjadi 6 Februari lalu. “Kami sudah menyarankan pemilik rumah mengungsi, karena kondisinya masih terus terjadi pergerakan tanah,” katanya.
Selain itu warga diminta untuk selalu waspada. Saat ini jalur penghubung Kabupaten Semarang dan Demak sudah ditutup permanen. Karena longsor cukup parah dan membahayakan. Sementara lahan perkebunan warga hanya terdampak retak-retak. “Warga sudah kami larang untuk berkebun demi keamanan. Tapi tetap ada yang nekat menanami lahan perkebunannya dengan singkong,” ujarnya.
Ia menghimbau warga, untuk tidak mendekati lokasi longsor karena masih rawan. Lokasi tersebut masuk kategori “Very Deep” atau memiliki resiko yang tinggi untuk terjadi longsor kembali. Pihaknya masih menunggu kajian teknis, sedangkan kajian geologisnya sudah yang bekerjasama dengan Undip Semarang. “Hasilnya dalam kategori Very Deep, dimana cakupannya 16 hektare, panjang 200 meter dan kedalaman diatas 50 meter,” tambahnya.
Salah satu warga, Jarwanto, mengaku khawatir jika terjadi longsor susulan. Longsor sering datang sewaktu-waktu tanpa bisa diperkirakan. “Sempat mengungsi saat longsor, karena takut. Akhir-akhir ini hujan terus dan itu yang membuat khawatir,” akunya.
Ia bahkan berencana untuk pindah rumah kedepan. Sebab, rumahnya memang masuk dalam zona yang cukup dekat dengan titik longsor. “Ya pengen pindah rumah, sementara kalau hujan deras harus mengungsi dlul,” tambahnya. (nun/fth)