RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Sejumlah produsen tahu mengeluhkan harga kedelai yang tinggi. Hal itu membuat ongkos produksi semakin tinggi. Satu sisi, daya beli masyarakat masih rendah.
Produsen tahu asal Desa Sruwen, Kecamatan Tengaran, Moh Romi mengatakan, sebelumnya harga kedelai Rp 11.800 naik menjadi Rp 12.800. Kondisi ini membuat keuntungan berkurang. “Kalau kita naikan harga jual, pelanggan lari,” akunya.
Sebelumnya, Romi bisa mengolah 200 kilogram kedelai. Tapi sekarang hanya 50 kilogram. Sejak pandemi, dari pedagang hanya membeli Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu perhari. Padahal sebelumnya pedagang bisa membeli tahu dalam sehari bisa sampai Rp 50 ribu. “Kalau dulu satu kali masak menjadi lima papan. Namun sekarang saya perkecil lagi sehingga menjadi enam papan loyang,” tambahnya. (nun/fth)