RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Seluruh warga Dusun Sleker, Desa Kopeng terdiri dari 10 RT tumpah ruah menggelar Kirab Budaya Saparan, Minggu (18/9). Sebelum kirab, sesepuh melakukan tradisi pengambilan air suci di sumber mata air Umbul Songo.
Kirab dilaksanakan Minggu Pahing untuk mewujudkan syukur kepada Tuhan. Tahun ini sekaligus dengan Merti Dusun Sleker. Setiap RT menampilkan kesenian dan tumpengan. “Masyarakat Dusun Sleker itu mayoritas suka akan kesenian. Jadi mereka mengeluarkan kesenian yang dipunya masing-masing,” ungkap Kadus Sleker, Slamet Sulasdi.
Ritual pengambilan air untuk menjaga mata air yang mengaliri desa tersebut. Selain itu warga juga menggelar pewayangan. “Itu sudah tradisi dari penerus dusun. Jika tidak dilaksanakan, sugestinya akan menimbulkan bencana,” ujarnya.
Kirab diarak keliling dusun. Camat Getasan, Kepala Desa Kopeng beserta jajaran menaiki kuda selama karnaval berlangsung. Diikuti dengan Kadus dan istri yang memimpin kirab dengan berjalan kaki. “Ini bagaikan ayam dalam kurungan, setelah dibuka ayam itu akan berhamburan. Inilah gambaran antusias warga setelah sekitar tiga tahun vakum karena pandemi, ” ujarnya.
Kepala Seksi Kesenian dan Nilai-Nilai Budaya Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Slamet Widodo, mengatakan saat ini terdapat kurang lebih 20 dusun yang melaksanakan Saparan. Untuk di Kecamatan Getasan dilaksanakan hampir di setiap dusun. “Ini sangat bagus, karena di Sleker sendiri Saparan tahun ini dikemas dengan karnaval yang diikuti oleh seluruh warga dusun, ” jelasnya.
Tradisi Saparan harus tetap dilaksanakan untuk menjaga silaturahmi antar masyarakat. Harapan kedepannya kegiatan tradisi Saparan bisa di kembangkan dan di optimalkan lebih dari tahun ini. “Jika dioptimalkan bisa bisa menjadi jujugan wisatawan dan upaya nguri-uri kebudayaan,” tambahnya. (nun/fth)