RADARSEMARANG.COM – Proyek Tol Jogja-Bawen saat ini tengah berjalan dan sudah masuk dalam tahapan pendataan area lahan yang nantinya akan dilewati jalan tol. Salah satunya di Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Sejumlah wilayah di lingkungan warga bakal terdampak proyek tol ini. Bahkan, di lapangan sudah dijumpai patok bercat merah dan kuning yang sudah terpasang di lahan warga.
Di Kelurahan Bawen terdapat 14 RW yang terbagi menjadi beberapa lingkungan warga. Seperti Lingkungan Ngrawan Lor dan Kidul, Lingkungan Tegalrejo, Lingkungan Manggis, Lingkungan Ngancang, dan beberapa lainnya. Dari 14 RW tersebut, terdapat enam RW yang wilayahnya akan terdampak proyek tol Jogja-Bawen.
Patok penanda pun sudah terpasang di beberapa titik. Seperti di ladang dan lapangan. Juga di area permukiman warga. Patok bercat merah terbuat dari bambu tersebut di beberapa titik terlihat tidak menancap dengan sempurna. Sehingga terlihat kurang jelas.
“Untuk pengukurannya sendiri sudah dilakukan sejak lama, Mas. Ini tinggal menunggu proses selanjutnya,” ujar Lurah Bawen Tri Harjanto kepada RADARSEMARANG.COM.
Saat ini, masih dilakukan pendataan terkait dengan lahan dan seisinya oleh beberapa instansi yang memiliki tanggung jawab masing-masing. Seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang melakukan pengukuran area, penghitungan tanaman yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, dan yang terakhir penghitungan aset yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum. “Masyarakat terutama masing-masing ketua RW ikut mengawal kegiatan tersebut agar tidak adanya kesalahpahaman atau miskomunikasi,” katanya.
Tri mengatakan, masyarakat juga telah mendapatkan sosialisasi dari pemerintah terkait pembangunan tol Jogja-Bawen ini. Sudah dua kali sosialisasi yang dilakukan, dan menjadi media masyarakat untuk menyampaikan apa yang menjadi keluhan ataupun persoalan terkait dengan nantinya lahan yang dibebaskan.
Ia juga mengingatkan kepada seluruh ketua RW untuk memfasilitasi jika terdapat warga yang berkeluh kesah terkait proyek tersebut. Jika nantinya persoalan tersebut tidak bisa diselesaikan di tingkat RW, ia mempersilakan warga untuk membuat laporan ke kelurahan.
“Kami akan selalu memfasilitasi jika terdapat warga yang melapor. Tapi, hingga saat ini belum ada laporan terkait dengan keluhan atau gugatan terkait dengan proyek tersebut,” jelasnya.
Hal tersebut juga diperkuat oleh Heru Sulistyo, Ketua RT 02 RW 03 Lingkungan Tegalrejo, yang mengungkapkan saat ini warga belum ada yang merasa keberatan. Ia bersama ketua RT yang lain juga ikut mendata warga yang terdampak proyek tol ini. Termasuk mendata lahan-lahan yang pemiliknya di luar kota.
Di Lingkungan Tegalrejo RT 02 sendiri terdapat 19 KK yang terdampak, termasuk dirinya. Warga pun sampai saat ini masing enjoy dengan progres yang terus berjalan. Menurutnya, untuk persoalan atau permasalahan terkait dengan tol di lingkungannya tidak ada, melainkan hanya permasalahan pembagian warisan.
“Kalau itu kan masalah pribadi, jadi saya ataupun ketua RW tidak bisa ikut campur di dalamnya,” katanya.
Saat ini, ia bersama ketua RT maupun ketua RW yang lainnya ikut mendampingi proses penghitungan aset yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Termasuk fasilitas umum yang juga ikut terdampak nantinya juga akan didata.
“Itu kemarin kita meminta untuk diganti dengan bangunan yang baru,” lanjutnya.
Heru mengungkapkan, pertanyaan yang sering ditanyakan masyarakat, yakni kapan segera dibayarkan untuk lahannya yang terdampak. Pertanyaan-pertanyaan seperti itupun dikumpulkan, dan nantinya akan disampaikan pada sosialisasi selanjutnya. Namun ia juga tidak mengetahui, dan masih menunggu untuk tahapan selanjutnya.
Kasubag Administrasi Wilayah Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Semarang Zaenal Arifin mengatakan, untuk saat ini tahap pembebasan tanah sudah selesai dan final. Pihaknya juga sedang melaksanakan pengukuran beserta identifikasi di atas tanah meliputi bangunan dan tanaman.
“Pembebasan tanah sudah selesai, namun untuk pembayaran belum ada sama sekali. Kami juga sudah melakukan identifikasi dan pengukuran di wilayah Kandangan, Bawen, Doplang, dan Kupang,” ujarnya.
Zaenal menuturkan, total bidang lahan yang akan terdampak proyek tol di wilayah Kabupaten Semarang sebanyak 2.348 bidang lahan. Selama proses pembebasan lahan, terdapat bangunan, makam, atau fasilitas umum yang akan dilakukan relokasi. “Sekolah ada dua di Desa Kandangan dan Bawen, makam ada tiga di Desa Bawen, Ngampin, dan Kebondalem,” bebernya. (nun/aro)