RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Ratusan warga Desa Kemetul, Kecamatan Susukan meramaikan Pawai Jolen. Gelaran pawai merti dusun sekaligus dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI.
Sebanyak 19 RT dari empat dusun menampilkan hasil kreasi masing-masing kelompok. Jolenan, sebuah tumpeng atau gunungan berisi hasil bumi diarak keliling desa. Masyarakat sangat antusias meramaikan, mengingat dua tahun tidak digelar karena pandemi.
Jolen memiliki makna ojo kelalen. Dimana masyarakat desa tidak boleh lupa mengucap rasa syukur pada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Gunungan atau tumpeng Jolenan diarak keliling desa. Kemudian finish di balai desa untuk diperebutkan warga. Semua yang ada di gunungan dianggap berkah.
“Tradisi Jolenan sudah berlangsung ratusan tahun lalu. Jadi sudah turun temurun dan dilaksanakan setiap tahunnya, Tepatnya setelah panen kretek atau panen ketigo” kata Kepala Desa Kemetul, Agus Sudibyo.
Tahun ini, Pawai Jolen sangat meriah karena dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19. Tasyakuran hanya doa bersama dan selamatan di masing-masing RT. “Jadi sekarang terasa spesial dan masyarakat sangat antusias meriahkan acara pawai Jolen,” tambahnya.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha turut hadir di tengah-tengah masyarakat. Ia mengatakan, pasca pandemi banyak masyarakat sudah ingin pentas ataupun berkegiatan. Baik kegiatan kesenian, kegiatan kemasyarakatan, atau kegiatan keagamaan.
“Merti desa di Kemetul ini sangat luar biasa. Bisa melestarikan tradisi, membangun guyub rukun dan kebersamaan antar sesama warga,” tambahnya. (nun/fth)