RADARSEMARANG.COM, Slawi – Jenazah Kholidatunn’imah, 24, tiba di rumah duka di RT 01 RW 02 Desa Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa sore (26/7).
Ketika jenazah baru tiba, keluarga korban menangis histeris. Mereka tidak kuat menahan sedih setelah tahu bahwa korban dibunuh dan tubuhnya dimutilasi oleh mantan kekasihnya yang juga tetangganya sendiri, Imam Sobari, 32.
Ayah korban, Aswirto, 45, tak kuasa menahan tangis ketika kali pertama melihat potongan organ anak kesayangannya di rumah sakit Bhayangkara Semarang.
“Ketika saya dikasih lihat tangan, hanya organ tangan anak saya, saya langsung jatuh,” kata Aswirto saat ditemui di rumahnya Desa Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Selasa (26/7).
Aswirto mengungkapkan, sebenarnya korban sudah menikah. Suami korban bekerja di luar negeri sebagai TKI. Sementara korban bekerja di sebuah pabrik garmen di Ungaran, Kabupaten Semarang.
“Kerja sudah tiga tahunan di Semarang. Kontak terakhir Rabu, 13 Juli. Sabtu sudah putus kontak,” beber Aswirto seraya menahan sedih.
Aswirto menuturkan, semula dirinya tidak mengetahui persoalan apa yang menimpa anaknya ketika polisi mendatangi rumahnya. Dia kemudian diajak polisi ke Semarang. “Kemarin saya diajak ke Polres Semarang. Dimintai keterangan dan ke rumah sakit diambil sampel darah,” ujarnya.
Saat itu, Aswirto sudah mulai merasa cemas. Dan mencoba mencari tahu persoalan apa sebenarnya yang menimpa anak pertamanya. “Setelah diambil darahnya kembali di Polres, saya dipanggil penyidik, waktu itu penyidik bilang ‘saya mau jelasin sama bapak, mau saya terangkan tapi bapak harus bisa menahan ya. Mendengarkan penjelasan saya’,” kata Aswirto menirukan ucapan polisi.
Hingga akhirnya Aswirto diberikan penjelasan dan sempat diperlihatkan potongan organ tubuh anaknya. Aswirto mengatakan, anaknya memang pernah menjalin kasih dengan tersangka.
“Dulunya itu mantan. Satu kampung kenal dari kecil. Mungkin pelaku datang ke sana (Ungaran) dan minta balikan, padahal anak saya sudah ada suaminya. Mungkin dipaksa dan anak saya gak mau. Akhirnya pelaku marah dan membunuh anak saya,” tutur Aswirto.
Ia tak menyangka tersangka tega membunuh anaknya setelah keluar dari penjara. Apalagi, kata Aswirto, dirinya dan keluarga menerima baik tersangka saat bertamu. ”Saya berharap pelaku dihukum seberat-beratnya,” harapnya. (yer/aro)