RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Rumah Kos tempat kejadian pembunuhan dan mutilasi di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang kemarin (27/7) tampak lengang.
Hampir semua pintu kamar yang berjumlah sekitar 60 kamar tertutup rapat. Ada yang tengah beristirahat, namun sebagian besar pergi bekerja di sejumlah pabrik di kawasan Bergas.
RADARSEMARANG.COM sempat bertemu salah satu penjaga kos. Pria itu enggan ditulis namanya itu mengaku saat malam hari sebelum kejadian, penghuni kos lain sempat mendengar suara cekcok mulut berasal dari kamar korban dan tersangka.
“Kata penghuni kamar sebelahnya begitu, Mas. Ya, saya kan tidak mau mencampuri urusan orang lain. Jadi, saya abaikan saja,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (26/7).
Selepas cekcok tersebut, korban dan tersangka sempat berpamitan untuk pindah kos. Penjaga kos tersebut mengatakan, mereka pindah kos supaya dekat dengan tempat bekerja korban.
Diketahui korban dan tersangka hanya kos di tempat tersebut selama 1,5 bulan. “Dan, waktu pamitan itu, saya juga sudah menerima kunci kamarnya. Dan beberapa hari setelah itu saya cek kamarnya tidak ada apa-apa. Hanya ada piring dan mangkok,” akunya.
Ia mengaku tak mengetahui jika tersangka memutilasi korban di kamar mandi kos. Penjaga tersebut mengaku terakhir bertemu korban dan tersangka setelah memberikan kunci kamar dan pamitan untuk pindah kos. Setelah itu, baik korban dan tersangka tidak pernah kembali.
Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika mengatakan, hasil temuan di TKP ada sebelas potongan tubuh yang dibungkus menjadi tujuh kantong plastik. Ia mengatakan tetangga kos korban tidak menaruh curiga. Apalagi kawasan tersebut dipadati oleh pekerja yang sibuk.
“Hasil tim laboratorium forensik membenarkan sebelas potongan yang kami kumpulkan di TKP, semuanya sesuai. Hanya memang untuk organ dalam dibuang di kloset kamar mandi kos oleh tersangka,” katanya. (nun/aro)