29.2 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Ada Sapi Terindikasi PMK di Pasar Hewan Ambarawa

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Ambarawa – Tim Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang mengambil langkah cepat guna mendeteksi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.

Benar saja, saat melakukan pemeriksaan di Pasar Hewan Ambarawa, Kamis (12/5/2022) ditemukan sapi yang terindikasi PMK.

Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Wigati Sunu, saat memimpin pemeriksaan pencegahan PMK di Pasar Hewan Ambarawa mengatakan pihaknya memerintahkan peternak sapi asal Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang untuk membawa pulang hewan ternak yang dibawanya dan melakukan isolasi terhadap sapi yang terindikasi telah terpapar PMK.

Tak hanya itu Sunu mengatakan petugas kesehatan hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) akan terus memantau kesehatan dari sapi jenis Limosin tersebut.

“Kebetulan Kamis ini merupakan pasaran Pon atau hari pasaran di pasar hewan terbesar di Kabupaten Semarang. Berkaitan dengan yang terinfeksi PMK kita catat dari identitas pemiliknya, nomor kendaraan dan mereka harus isolasi. Sterilisasi kandang segera kita lakukan,” ungkapnya.

Mulai Kamis (12/5/2022) pihaknya menurunkan tim khusus pantauan pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan ternak yang terindikasi PMK. Secara prosedur pemeriksaan dilakukan saat hewan ternak tiba dan diturunkan dari kendaraan pengangkut.

Sehingga sebelum hewan ternak tersebut diturunkan dan berbaur dengan hewan ternak yang lain semua telah melalui skrining pemeriksaan oleh petugas Kesmavet. Atas temuan hewan ternak yang terindikasi paparan PMK ini, Sunu menegaskan terus meningkatkan pengawasan, tidak hanya di Pasar Hewan Ambarawa saja.

Karena di wilayah Kabupaten Semarang saat ini ada tujuh pasar hewan dan sebagian dari hewan ternak yang diperdagangkan berasal dari luar Kabupaten Semarang. Ia juga mengimbau, jika masyarakat menjumpai hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi dengan gejala klinis PMK agar waspada dan segera melaporkan ke puskeswan terdekat agar dapat ditangani secepatnya.

Gejala klinis tersebut seperti demam tinggi (39- 40 °C), air liur berlebih dan berbusa, luka lepuh pada lidah dan mukosa rongga mulut.

“Kemudian pincang dan luka pada kaki yang diakhiri lepas kuku, tidak mau makan, susah berdiri (gemetar) serta nafas yang memburu. Karena masa inkubasi virus tersebut 14 hari. Sehingga selama masa tersebut sapi dipantau kondisinya,”pungkasnya. (ria/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya