RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Hari ini, Kabupaten Semarang merayakan hari jadi ke-501 tahun. Meski masih dalam situasi pandemi, Pemerintah Kabupaten Semarang optimistis kondisi ekonomi akan bangkit setelah dua tahun mengalami masa sulit.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan, HUT kali ini Pemkab Semarang mengusung tema “Bersama Melawan Covid-19 Untuk Mewujudkan Kabupaten Semarang Berdikari.” Tema tersebut sengaja dipilih untuk menumbuhkan semangat seluruh warga Bumi Serasi melawan Covid-19, khususnya di bidang ekonomi.
Orang nomor satu di Bumi Serasi ini menjelaskan, kondisi ekonomi di Kabupaten Semarang perlahan mulai membaik. “Saya berharap agar perekonomian masyarakat bisa bangkit dan cepat pulih. Selain itu, kegiatan sosial keagamaan bisa berjalan normal kembali,” harapnya, Senin (14/3).
Bagi Ngesti, fokus pemulihan ekonomi masih menjadi prioritas pemerintah yang dipimpinnya. Disamping itu, ia juga sedang mengupayakan pemaksimalan melestarikan budaya lokal di Kabupaten Semarang.
Di sisi lain, Pemkab Semarang telah menganggarkan dana senilai Rp 1,5 miliar pada tahun ini untuk membeli rumah bersejarah. Rumah bersejarah tersebut, yakni rumah tinggal yang pernah menjadi kantor Bupati Semarang di masa Agresi Militer Belanda II pada 1947-1950. Rumah tersebut terletak di Dusun Karang Kepoh, Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.
Ngesti sempat melakukan tapak tilas di rumah yang dihuni warga bernama Siswo Martono itu, Minggu malam (13/3). Bupati Semarang saat itu Soemardjito pernah menjalankan pemerintahan Kabupaten Semarang di rumah tersebut. Pusat pemerintahan dipindah dari Kanjengan Semarang ke Desa Pager akibat Agresi Militer Belanda II tersebut. Hadir dalam napak tilas Wakil Bupati Basari dan Sekda Djarot Supriyoto.
Dikatakan Ngesti, perayaan hari jadi kali ini dilakukan dengan sederhana dan masih terbatas. Di usia 501 tahun ini, dia berharap Kabupaten Semarang tetap ayem tentrem gemah ripah loh jinawi menuju daerah yang bersatu, berdaulat, berkepribadian, sejahtera, dan mandiri (Berdikari). “Selain itu, semoga pendemi Covid-19 segera berakhir,”harapnya.

Sementara itu, menyambut hari istimewa, sebanyak enam pusaka peninggalan Ki Ageng Pandanaran dijamas di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Senin (14/3).
Juru kunci pusaka Kabupaten Semarang Edy Sukarno menuturkan, enam pusaka yang dijamas terdiri atas tombak Kyai Ageng Baru, dua tombak trisula, dua Duwung Luk 9, dan Duwung Luk 7. Penjamasan pusaka tahun ini relatif tidak ada perbedaan dengan prosesi jamasan tahun lalu. Secara filosofi, kata dia, jamasan itu membersihkan pusaka agar tidak berkarat. Selain itu juga nguri-uri kabudayan, di mana pusaka ini merupakan peninggalan Bupati Semarang yang pertama.
“Mungkin bedanya tahun lalu air jamasan diambil dari 11 sumber mata air, kali ini diambil dari 19 sumber mata air masing-masing kecamatan dipadukan dengan kembang setaman,” jelasnya.
Sebelum acara jamasan dimulai, dilakukan ziarah ke Makam Ki Ageng Pandanaran di Mugas, Semarang, dan Ki Ageng Pandanaran II di Bayat, Klaten. Selanjutnya digelar pengajian secara virtual, napak tilas di Dusun Karang Kepoh, Desa Pager, Kaliwungu, dan puncaknya upacara di halaman Kantor Bupati Semarang pagi ini. (ria/aro)