RADARSEMARANG.COM, SATU tahun kepemimpinan Bupati Semarang Ngesti Nugraha dan Wakil Bupati Basari berhasil menjawab keluhan warga Bandungan. Terutama terkait dengan kemacetan dan pasar Bandungan yang semrawut. Ngesti yang dikenal dengan Bandung Bondowoso ini berhasil menata Bandungan menjadi lebih cantik. Pasar tidak lagi menimbulkan kemacetan.

Orang nomor satu di Bumi Serasi ini menegaskan yang diperlukan kerja cepat dan tepat. Ia menilai Kabupaten Semarang memiliki potensi yang tinggi dalam aspek apapun. “Kerja itu harus nyata. Kalau bisa sehari selesai ya kita selesaikan jangan menunda dan menumpuk,” kata Bupati Semarang Ngesti Nugraha
Di era kepemimpinannya seluruh ASN diminta kerja berlari. Mengejar ketertinggalan dan menyamakan dengan daerah lain. Perlahan tapi pasti, Berdikari sudah mulai dinikmati warga Kabupaten Semarang. Salah satu fasilitas untuk para pedagang. Pasar Bandungan yang tak pernah sepi pembeli sudah ditata dengan bagus sejak tahun lalu. Meski pandemi dan refocusing anggaran, Ngesti membuktikan pembangunan tetap berjalan.
“Keluhan kemacetan selalu menjadi laporan wajib. Karena situ area wisata. Sehingga kami pemerintah Kabupaten Semarang bekerjasama dengan Ketua DPRD Jawa Tengah menata dan tentu kita sediakan tempat untuk para pedagang,” ujarnya.
Bupati Semarang menargetkan tiap kecamatan miliki satu Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pembangunan bertahap. Saat ini yang sudah bisa dinikmati ada di Bandungan dan Ungaran Timur. RTH tak hanya memberikan ruang untuk warga Kabupaten Semarang. Namun bisa digunakan untuk mengembangkan dan melestarikan budaya lokal. Fasilitas yang sudah disediakan harus dijaga dan dirawat warga Kabupaten Semarang. “Setelah pandemi bisa digunakan untuk pentas seni melestarikan kebudayaan,”ungkapnya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang Heru Cahyono mengatakan dinamika memindahkan pedagang tidak mudah. Tidak sedikit pedagang protes takut penghasilan berkurang. Namun terkait fasilitas Pasar Bandungan jauh lebih bersih dan tertata. “Fasilitas pasar masuk di pasar A plus. Tentunya lebih baik,” ujarnya.
Parkiran juga sudah ditata dengan bagus. Sehingga bis wisata pun bisa langsung parkir di pasar. Selain pasar, pihaknya juga memperhatikan pelaku UMKM di Kabupaten Semarang. Dengan menggelar pameran bareng pihak swasta dalam di area wisata tersebut. “Fokusnya pemulihan ekonomi. Fasilitas promosi produk menjadi kegiatan rutin kami,” tambahnya.
Satu tahun Pasar Bandungan masih ada pedagang yang mengeluh karena dagangan sepi. Tapi jumlahnya tak banyak. Salah satunya, Siti Maemunah, pedagang buah alpukat. Ia mengaku semenjak pindah di pasar baru mengalami penurunan pendapatan. “Tempatnya kurang strategis,” akunya.
Penjual sayur Anggun Fani, 39, mengaku senang dengan Pasar Bandungan sekarang. Lebih bersih tidak menyebabkan kemacetan. Soal pendapatan tiap bulan ia mengaku biasa saja. “Para wisatawan lebih bisa lama kalau ke pasar. Tidak menyebabkan macet lagi kan sudah enak parkirannya. Tiap blok ada petunjuknya lebih memudahkan para pembeli juga,” akunya.
Ia menambahkan pasar ramai di hari Jumat, Sabtu, Minggu dan tanggal merah. Masyarakat sekitar lebih suka beli di pagi hari. “Sedangkan wisatawan membludak di akhir pekan,” tambahnya. (ria/cr5/fth)