RADARSEMARANG.COM, Pringapus – Relokasi warga terdampak pembangunan Bendungan Jragung di Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Pringapus, hingga kini belum jelas. Padahal proyek sudah mulai dikerjakan. Kondisi tersebut membuat warga resah.
Kepala Dusun Kedungglatik Taswanto mengklaim seluruh warga sudah setuju direlokasi. Apalagi, dusun tersebut memang terkenal dengan dusuk pelosok. Lokasinya terpencil.
“Kami butuh kepastian soal relokasi. Dari awal kami setuju untuk direlokasi, mau diganti dan dibangunkan rumah di lokasi tertentu. Kami akan patuh selama tidak merugikan,” jelasnya Senin (16/8/2021).
Pembangunan Bendungan Jragung memakan lahan 624 hektare, dengan luas genangan mencapai 500 hektare. Di Dusun Kedungglatik sendiri ada 90 rumah dengan 120 kepala keluarga (KK). Dengan relokasi ke tempat baru, warga berharap ada kehidupan yang lebih layak. Terpenting baginya akses yang mudah. Transportasi juga gampang.
“Sehingga anak-anak bisa memiliki kehidupan lebih baik. Tapi sampai saat ini belum ada lagi sosialisasi lanjutan,” keluhnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening mengatakan, kondisi masyarakat Kedungglatik saat ini memprihatikan. Pasalnya mereka tak lagi memiliki mata pencaharian.
“Beberapa warga sudah cerita, mereka biasa mengerjakan tanah Perhutani yang dikerjasamakan dengan warga. Namun saat ini karena pembangunan bendungan sudah dimulai, ya warga menganggur,” ujarnya.
Hingga saat ini pun Bondan belum mendapatkan informasi terkait kelanjutan relokasi. Ia juga menjelaskan untuk wilayah Dusun Borangan dan Sapen, yang terdampak pembangunan bendungan adalah lahan perkebunan. Sehingga tidak ada masalah, dan warga sudah mendapat ganti untung sehingga cukup puas.
“Kalau Kedungglatik ini yang terkena permukiman. Mungkin dari BBWS masih melakukan penghitungan besarnya luasan tanah warga yang terdampak pembangunan bendungan. Kami tentu akan terus memantau,” pungkasnya. (ria/zal)