RADARSEMARANG.COM, Ambarawa – 20 petani Rawa Pening menggelar upacara bendera memperingati HUT RI ke-76 dengan cara yang tak biasa. Benar saja, mereka menggelar upacara 17 Agustus di area persawahan yang terendam air di tepi danau Rawa Pening Selasa (17/8/2021) pagi.
Tak sekadar upacara, ternyata hal itu sengaja dilakukan oleh para petani sebagai salah satu bentuk protes kepada pemerintah karena lahan pertanian yang dimiliki warga Desa Bejalen masih terendam air.
“Kami tetap semangat maju untuk mendapatkan hak kami. Dua tahun kami tidak panen. Seharusnya petani Indonesia sejahtera ini malah tidak. Merdeka! Merdeka!,”ungkap Kordinator Forum Petani Rawa Pening Bersatu Suwestiyono saat berpidato dihadapan petani. Selasa (17/8/2021).
Pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Presiden terkait kesulitan yang dialami para petani. Dua tahun kondisi petani tanpa kepastian. Ia menambahkan, batas air Rawa Pening sampai sekarang menggenangi sekitar 450 hektare lahan milik petani yang berjumlah kurang lebih 2.000 orang.
“Jika ukuran lahan 1.000 meter persegi kami bisa menghasilkan Rp 5 juta. Maka, pemerintah bisa menganti dengan harga segitu dan dikalikan berpa kali kami gagal panen. Karena sebagai bangsa merdeka kami petani Rawa Pening selama dua tahun ini merasa belum merdeka,” lanjutnya.
Hingga saat ini pun pihak pemerintah dalam hal ini BBWS belum merubah keputusannya. Masih menutup pintu air Tuntang. Sehingga menyebabkan sawah petani terendam dan tidak bisa ditanamami. (ria/bas)