RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Petani Desa Asinan, Kecamatan Bawen, menumpahkan keluh kesahnya kepada Bupati Ngesti Nugraha. Sudah dua tahun ini, mereka tidak bisa bercocok tanam. Lahannya terendam air akibat revitalisasi Rawapening.
Salah seorang warga, Suryono, 62, mengungkapkan, sejak pemilik lahan di sekitar Rawapening tidak bisa bercocok tanam, warga terpaksa menyambung hidup dengan membuka lapak warungan jajan. Kebetulan Pemerintah Desa Asinan membuka kawasan wisata baru Joglo Sawah yang letaknya tidak jauh dari lahan pertanian. Hanya saja, usaha baru tersebut belum membuahkan hasil. Sebab, mobilitas dibatasi dan aktivitas wisata juga masih ditutup.
“Lantas bagaimana ini Pak Bupati nasib kita. Sawah terendam. Wisata ditutup. Tentu kami berharap dan meminta agar Pemkab Semarang membantu menyelesaikan persoalan genangan Rawapening,” katanya saat dialog Selasa (10/8). Warga juga berharap dukungan penerangan serta akses yang memadai.
Kepala Desa Asinan, Turchamun Jiyarto mengatakan, lahan pertanian yang terdampak genangan Rawapening mencapai 187 bidang. Warga sangat berharap banyak dari hasil pertanian, di satu sisi revitalisasi Rawapening merupakan program pemerintah pusat. Warga pun tidak bisa berbuat banyak.
Menanggapi hal itu, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengatakan, apa yang menjadi keinginan warga sudah disampaikan kepada pemangku kepentingan di Rawapening, dalam hal ini BBWS Pemali Juwana. Ngesti juga telah meminta kepada BBWS untuk mencari solusi terbaik atas persoalan yang dihadapi oleh warganya. Meski hingga kini belum ada solusinya.
Menurutnya, persoalan lahan yang tergenang akibat dampak revitalisasi Rawapening tidak hanya terjadi di Desa Asinan saja. Namun juga di desa lain seperti Bejalen di Kecamatan Ambarawa dan beberapa desa di Kecamatan Banyubiru.
“Problemnya sama, mereka yang selama ini bercocok tanam tidak dapat menggarap lahan yang tergenang oleh elevasi Rawapening. Kita sudah komunikasi ke BBWS,” terang Ngesti. (ria/zal)