RADARSEMARANG.COM, Tengaran – Banyak pelaku usaha yang gulung tikar akibat dampak pandemi. Berhenti beroperasi hingga merumahkan karyawannya. Namun tidak bagi Mujtaid Al Fatah, seorang pengusaha kerajinan kaligrafi asal Desa Bener, Kecamatan Tengaran. Tetap produksi meski taka da pembeli.
Mujtaid Al Fatah, sempat viral. Setelah karyanya banyak diburu. Mulai dari kalangan santri, kyai, pejabat hingga menteri.
Beredar foto lama tahun 2018 silam Muhammad Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan (kala itu) membawa kaligrafi dengan ukuran besar yang diketahui membeli Mujtaid Al Fatah.
Mujtaid mengatakan, pembeli terus menurun. Ia mengatakan awalnya dirinya hanya berjualan karya kaligrafi di akhir pekan saja setelah menikmati hasil penjualan yang positif, Fatah mulai serius dalam memproduksi kerajinan kaligrafi kuningan ini.”Saya belajar dari industri usaha kuningan, mencoba produksi sendiri,” katanya.
Fatah terus berinovasi agar karyanya diterima pasar. Hingga ia menemukan teknik dan tulisan yang diminati oleh pembeli. Masukan dan kritikan dari pembeli harus ditanggapi dengan senyuman.
“Tahun 2018 lalu menteri ada yang pesan. Dari situ pesanan terus berdatangan. Namun memang saat pandemi turun drastis. Tapi saya tidak meminta pekerja untuk berhenti. Tetap berkarya, ini kan bagian dari syiar Islam,” ujarnya.
Pekerjaan menggambarkan kaligrafi ia lakukan bersama santri. Tentu menjadi peluang para santri mengisi kekosongan waktu. Hal tersebut yang membuatnya bertahan hingga saat ini, meski tak ada yang membeli kaligrafinya. (ria/zal)