RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Petani Desa Bergas Kidul, Kabupaten Semarang, mengeluhkan pemagaran beton di areal persawahan. Pagar setinggi kurang lebih dua meter tersebut menyebabkan saluran irigasi dan akses jalan setapak rusak.
Salah satu petani, Sugiono mengatakan, pemagaran tersebut sudah berlangsung sekira satu tahun ini. Sawahnya seluas 8.000 meter persegi tersebut tidak teraliri air.”Kalau seperti ini terus pastinya rugi. Akhirnya kemarin saya cangkul bersama petani lain yang tanahnya ada di dalam pagar. Ada delapan orang yang kesusahan,” ungkapnya ketika ditemui di lokasi pemagaran Senin (14/6/2021).
Ia mengaku, selama ini tidak ada masalah dengan pihak pemagar tersebut. Bahkan jika memang pemagar ingin membeli tanah milik Sugiyono pun ia tak keberatan. Asalkan harga sesuai kesepakatan.
Ia menceritakan pada 1993 keluarganya sudah bersedia menjual tanah tersebut. Namun pada saat tiba waktu yang dijanjikan untuk pembayaran di kantor kecamatan, pihak calon pembeli tidak datang tanpa alasan jelas. “Setelah itu sampai hari ini tidak ada komunikasi,” ujarnya.
Petani lain, Ngadiyono mengungkapkan, selama ini dirugikan dengan pemagaran tersebut. Ia beberapa kali menyampaikan pada saat pemagaran. Namun tak pernah bertemu langsung oleh pemilik, hanya bertemu dengan orang lapangan.
Sementara itu Kepala Desa Bergas Kidul Heri Nugroho mengatakan, lahan yang dipagar tersebut seluas 20 hektare milik Edi Iskandar atas nama PT Inti Sandang. Dari data yang ia miliki pemagaran beton tersebut berlangsung dua tahap. Pertama di areal depan yang berada di wilayah Randugunting dan belakang di Bergas Kidul.
“Separo di wilayah Randugunting dan itu bekas tanah bengkok. Sementara yang di Bergas Kidul semua sah milik pribadi warga,” jelasnya.
Heri mengatakan, permasalahan terjadi karena sawah milik warga berada di dalam areal pemagaran. Sehingga saluran irigasi dan akses tani rusak. Pada saat pengajuan izin pemagaran tersebut, sudah diwanti-wanti agar ada komunikasi antara pengembang dengan petani mengenai batas lahan dan irigasi. Namun hingga kini belum ada komunikasi lanjutan.”Mereka beberapa kali mengadu ke saya. Tapi dari pihak pengembang tidak memiliki itikad baik,” tegasnya. (ria/zal)
