RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Teror lempar batu dengan sasaran kaca mobil terus memakan korban di wilayah Kabupaten Semarang. Kali ini, dalam semalam, ada tiga kendaraan yang menjadi korban hingga mengakibatkan kaca depan mobil pecah berantakan. Ironisnya, polisi dinilai lamban dalam merespons kasus yang cukup meresahkan para pengguna jalan di wilayah Ambarawa dan Bawen ini.
Informasi yang dihimpun RADARSEMARANG.COM menyebutkan, rata-rata truk dan mobil jenis pikap yang menjadi sasaran teror lempar batu. Teror pertama menimpa Suzuki Carry pikap warna biru nopol H 1807 VL yang dilempar batu di daerah Merakmati, Kecamatan Bawen. Kaca depan mobil ini pecah, dan tinggal menyisakan separo.
Mobil pikap kedua yang terkena lemparan batu terjadi di depan Pasar Hewan Ambarawa. Kaca depan mobil pikap warna merah itu juga pecah tepat di depan sopir. Di tempat yang sama, sebuah mobil pikap Colt T warna hitam juga menjadi korban teror lempar batu.
Pemilik pikap merah warga Ungaran Barat, Gufron, yang menjadi korban teror lempar batu saat dihubungi RADARSEMARANG.COM menceritakan, kejadian tersebut terjadi begitu cepat. Saat itu, dirinya tengah melaju dari Ungaran ke arah Magelang. Ia berangkat pukul 04.00 pagi, dan berniat berjualan sandal di minggu pagi.
“Saya biasa berangkat subuh, dan tidak terjadi apa-apa. Tapi hari ini (kemarin) saya lagi apes. Saat melaju santai, tidak kencang, tiba-tiba prakk…kaca depan mobil saya terkena lemparan batu,” ceritanya saat koran ini mencoba menghubungi, Minggu (13/6/2021)
Saat kejadian, di TKP depan Pasar Hewan Ambarawa memang relatif sepi. Setelah kejadian itu, ia yang mengemudikan mobil sendirian langsung tancap gas. Ia mencari tempat yang ramai, yakni di SPBU sebelum masuk Jalur Lingkar Ambarawa.
Gufron sempat memperlihatkan batu berdiameter sekitar enam sentimeter. Pria 44 tahun tersebut mengakui di jam tersebut suasananya masih sepi. Ia sempat melihat ada dua hingga tiga kendaraan yang melintas bersamaan dengannya.
“Kira-kira berat batunya setengah kilogramlah. Tapi tidak tahu persis, pelakunya mereka atau tidak? Sebelumnya saya sempat papasan sama pengendara motor Honda Beat. Kalau tidak salah warnahnya putih. Tapi tidak tahu juga mereka atau tidak yang melakukan,” jelasnya sambil menunjukkan batu yang sengaja dibungkus plastik.
Salah satu warga Ambarawa, Putri Sari, 27, mengaku lebih memilih menghindari Jalan Lingkar Ambarawa (JLA) ketika hari sudah gelap. Ia memilih jalur tengah Kota Ambarawa yang masih ramai atau lewat kampung jika sudah lebih dari pukul 19.00.
“Waswas pasti. Takut aja. Jadi, lebih mending menghindari. Kalau ada keperluan mendesak, harus pergi buat beli sesuatu ya lewat kampung aja. Muter dikit tidak apa-apa, yang penting aman, “katanya.
Putri berharap, polisi segera mengungkap pelaku teror lempar batu yang sangat meresahkan warga tersebut. “Jangan sampai memakan korban baru lagi. Semoga pelakunya segera ditangkap,” harapnya.
Harapan yang sama diungkapkan Rony, warga Ungaran. Ia menilai polisi lamban dalam mengungkap pelaku teror lempar batu ini.“Harusnya pelakunya segera ditangkap. Di jalan-jalan kan ada CCTV, bisa jadi pelakunya terekam kamera. Atau kalau perlu, setiap akhir pekan polisi nyanggong di titik-titik rawan. Karena kejadian teror lempar batu ini rata-rata terjadi di akhir pekan,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Tegar Satrio Wicaksono saat dikonfirmasi mengakui adanya teror lempar batu di sejumlah lokasi di wilayah hukum Polres Semarang. Ia mengatakan, anggotanya telah melakukan penyelidikan terkait kejadian lempar batu di sejumlah jalur yang dilewati truk dan mobil pikap.
Ia mengimbau kepada masyarakat atau pengemudi truk untuk memberikan informasi terkait kejadian yang dialami.”Kami masih berusaha keras mengungkap kasus ini. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Polres Kendal terkait kejadian serupa, serta Unit Jatanras Polda Jateng. Namun memang belum kami temukan motif dan oknumnya,”tegasnya.
Tegar meminta para sopir truk dan mobil pikap yang menjadi korban teror batu untuk melaporkan secara resmi ke polisi. Sehingga pihaknya bisa menggali informasi untuk mengungkap kasus ini, dan mengamankan pelakunya.
Hal senada ditegaskan Kapolres Semarang AKBP Ari Wibowo. “Ya, kami sedang melakukan lidik, dan upaya preventif dengan meningkatkan patroli di tempat rawan,” katanya. (ria/aro)