RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Semarang menggencarkan pelatihan keterampilan di setiap desa. Langkah tersebut untuk menekan angka pengangguran saat pandemi. Seperti yang dilakukan di Desa Lebak, Kecamatan Beringin, akhir pekan lalu.
Kepala Disnaker Kabupaten Semarang Djarot Supriyono mengatakan, pada 2019, jumlah pengangguran di Bumi Serasi mencapai 20.560 orang (2,57 persen) dari angkatan kerja sebanyak sekitar 800.000 orang. Terhitung mulai akhir 2020 lalu jumlah pengangguran meningkat menjadi 4,57 persen dari angka angkatan kerja 36.560 orang.
Dari belasan ribu orang pekerja yang dirumahkan dan terkena PHK, sekitar 10 ribu orang di antaranya sudah bekerja kembali. Sedangkan sekitar 3.000 orang masih menganggur. Disnaker pun bekerja sama dengan lembaga keterampilan guna mengurangi jumlah pengangguran.”Keterampilan yang diperoleh dapat dikembangkan di lingkungan sekitar untuk menumbuhkan usaha ekonomi berbasis masyarakat,” katanya Minggu (11/4/2021).
Ada 20 warga Desa Lebak, Kecamatan Bringin, yang sudah mengikuti pelatihan bordir. Sebelumnya, di desa lain di gelar ketrampilan rias.
Djarot mengatakan, pelatihan keterampilan tersebut harus memutar ke seluruhan desa. Sehingga semua warga desa mendapatkan hak yang serupa. “Namun memang tak bisa cepat. Prosedur hingga proses di masa pandemi pun harus ditaati,” ujarnya.
Pelatihan diikuti oleh para ibu rumah tangga dan pengurus karang taruna. Selesai pelatihan, mereka mendapatkan sertifikat dan diharapkan dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif berbekal keterampilan itu. Sehingga dapat menambah pendapatan keluarga di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat ini.
Sementara itu Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Semarang Jarwanto menjelaskan, Desa Lebak dipilih karena banyak warga yang tercantum dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Pihaknya berharap warga yang menganggur di desa ini bisa memiliki pilihan pekerjaan dengan bekal membordir.
“Desa Lebak dipilih karena tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Mereka termasuk rawan masalah sosial. Program ini menjadi embrio pelatihan ketrampilan di tingkat Kecamatan Bringin,” tandasnya. (ria/zal)