RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Warga di kawasan mata air Sendang Keramat Sukodono, Desa Doplang, Bawen, Kabupaten Semarang menemukan batuan struktur candi. Ada 11 batu yang ditemukan usai peresmian desa wisata.
Batuan yang ditemukan di kawasan mata air Sendang Kramat Sukodono itu pun diteliti oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang. Dari pemeriksaan awal, batuan-batuan tersebut merupakan struktur bangunan candi serta petirtaan atau pemandian kuno.
Ketua TACB Kabupaten Semarang Tri Subekso ketika di lokasi mengungkapkan, dari kesimpulan awal diperkirakan pernah berdiri bangunan suci, candi dan petirtaan. Bahkan ada pedesaan kuno. “Kami meyakini dulu di sini ada pedesaan atau wanua. Karena yang ditemukan tidak hanya bagian struktur candi tapi ada lumbung,” ungkapnya
Dari perkiraan TACB, bangunan tersebut semasa dengan bangunan Candi Gedongsongo di Bandungan, Kabupaten Semarang. Ia juga menunjukkan dua batuan ambang pintu atas yang biasanya merupakan bagian candi. Lalu batuan dengan motif Kala serta batu balok yang merupakan bagian pojok bangunan candi.
Ia juga menjelaskan, laporan tentang ada situs kepurbakalaan di kawasan mata air Sendang Kramat Sukodono sebenarnya bisa ditemukan di catatan arsip Belanda. Dalam catatan arsip itu disebutkan di kawasan ini terdapat keunikan situs ragam kepurbakalaannya, yakni terdapat ukiran burung di batu. “Bangunan kuno itu dibuat di masa periode klasik atau masa Hindu-Buddha. Batu tersebut berjenis batuan piroklastik,” lanjutnya.
Diperkirakan masih ada beberapa struktur yang masih tertinggal. TACB pun menawarkan terkait nasib temuan. Namun pihak masyarakat memilih menaruhnya lagi dan merawat sesuai instruksi TACB.
Sementara itu salah satu penemu Anwar Muzaki menceritakan batu itu ditemukan setiap kali mata air sendang Kramat dikeruk untuk diperdalam. Penemuan batuan pertama akhir Oktober 2020 pada kedalaman 30 sentimeter di kawasan mata air. Sedangkan penemuan dua batu terakhir pada Rabu (11/11/2020) malam di kedalaman satu meter.
Belasan batu temuan itu saat ini disimpan oleh pihak desa. Hal tersebut agar batuan-batuan yang sudah ditemukan tidak dicuri oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Warga juga sepakat membiarkan dan merawat temuan struktur bagian candi. Pasalnya hal tersebut justru menjadi daya tarik usai dibukanya Sendang Kramat Sukodono.
“Usai sendang Kramat Sukodono Kali Klotok diresmikan jadi tempat wisata desa, sampai saat ini kami temukan 11 batuan. Bisa menjadi daya tarik,” timpalnya. (ria/bas)