28 C
Semarang
Sunday, 26 October 2025

Berisiko Tinggi, Tunda Kehamilan saat Pandemi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang menggelar sosialisasi penundaan kehamilan ditengah pandemi. Hal tersebut dilakukan secara langsung di Pasar Bandarjo dan Alun-Alun Ungaran.

Kepala DP3AKB Kabupaten Semarang Romlah mengungkapkan alasan yang membuat pihaknya meminta masyarakat untuk menunda kehamilan adalah penekanan terjadinya lonjakan penduduk di Kabupaten Semarang setelah pandemi nanti. Selain itu penurunan imun menjadikan perkembangan janin menjadi tidak baik.

“Perempuan yang merencanakan kehamilan kalau bisa disarankan ditunda dahulu. Ini kan berdampak pada perkembangan anak,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM usai sosialisasi, Selasa (2/6/2020).

Meski begitu Romlah menjelaskan Kabupaten Semarang belum berada di zona merah tingkat kehamilan tinggi. Bahkan selama April 2020 jumlah kehamilan di Kabupaten Semarang berada di angka 7.076.

Sementara angka perempuan yang ingin memiliki anak segera sesuai catatan mencapai 17.566. Ia juga mengatakan tidak ada lonjakan kehamilan hingga saat ini. “Dari grafik data yang kami punya di tahun lalu dengan bulan yang sama kurvanya masih lurus. Artinya tidak ada kenaikan,” lanjutnya.

Pihaknya pun juga sedang mengalami kesulitan usai posyandu yang biasa dilakukan tiap RW harus dihentikan. Pemantauan keanak maupun lansia hingga ibu hamil diungkapkannya terbatas. Posyandu yang menjadi tolak ukur perkembangan anak dirasanya akan dampak pada kualitas anak pun ditautkan oleh pihaknya. “Ini dilema untuk kami. Posyandu masih berhenti, perkembangan susah dikontrol,”katanya.

Sementara itu salah satu Penyuluh Keluarga Berencana Ana Susanti mengatakan setiap hari melakukan sosialisasi di dua tempat bahkan lebih. Bertemu dengan langsung ibu-ibu untuk melakukan konsultasi. “Hari ini (2/6/2020) kami ke Pasar Bandarjo dan Alun-Alun lama Ungaran. Ini kami lakukan memang berfokus pada kehamilan dan tetap menggunakan pengamanan,” timpalnya.

Ia juga menambahkan sosialisasi juga menyasar pada perempuan muda usia subur untuk tidak menikah. Terlebih diusia dibawah 21 tahun. Mengingat situasi dengan belum bersahabat. (ria/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya