RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Jelang Lebaran, hati-hati saat membeli daging sapi. Kalau tak teliti, bisa jadi daging yang dibeli dioplos dengan daging babi.
Hal ini ditemukan di Pasar Pagi Bringin, Kabupaten Semarang. Pedagang daging yang berasal dari Seboto, Ampel, Kabupaten Boyolali diusir dan tidak dizinkan lagi berjualan di Pasar Bringin lantaran kedapatan mengoplos daging sapi dengan tetelan babi.
Lurah Pasar Bringin Khabib Zaenal mengungkapkan, sejak Jumat (15/5/2020) lalu, para pembeli dan pedagang pasar curiga dengan penjualan tetelan sapi dengan harga lebih murah. Tetelan yang sudah dimasukkan plastik tersebut dikatakannya sulit untuk dibedakan antara tetelan sapi dan babi.
Orang awam pun, lanjutnya, tidak bisa melihat perbedaan tetelan sapi dan babi setelah dicampur. Nah, untuk membuktikan, pihaknya bekerja sama dengan anggota Banser diam-diam membeli dan membawa ke salah satu petugas Dinas Peternakan untuk uji pork tes.
“Hal itu terungkap setelah dua kali dilakukan pork tes (tes daging babi) terhadap daging yang dijual. Ternyata dua kali terbukti tetelan daging sapi yang dijual mengandung babi,” ungkapnya ketika ditemui RADARSEMARANG.COM di Pasar Bringin, Senin (18/5/2020).
Pedagang daging Pasar Pagi Bringin Ngatmi mengaku sudah curiga dengan daging yang dijual pedagang tersebut. Pasalnya, daging itu dijual lebih murah. “Harganya lebih murah, yakni Rp 80 ribu per kilo. Padahal yang lain sekilo Rp 100 ribu. Dari situ, saya sudah curiga. Tapi ya cuma curiga saja, tidak sampai membuktikan,” katanya.
Karena harganya lebih murah, dalam sehari pedagang tersebut mampu menjual 10 hingga 30 kg. Setelah terbukti mengoplos dengan daging babi, pedagang itu langsung diusir dari Pasar Pagi Bringin.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang Heru Cahyono menegaskan, fenomena penjualan daging oplosan ini selalu muncul ketika akan lebaran.
“Kami meminta pedagang tersebut tidak berjualan di Kabupaten Semarang, khususnya Pasar Bringin, karena meresahkan warga. Kami akan perketat stok daging yang dijual di pasar,”ujarnya.
Sejak minggu pagi, dipastikan pedagang tersebut sudah tidak berjualan. Pihaknya juga mendapatkan aduan setelah kejadian tersebut meresahkan pedagang daging yang lain.
“Sesuai data, di Pasar Bringin yang menjual daging cuma satu. Sedangkan di luar area pasar, ada dua. Satu di antaranya terbukti menjual tetelan babi,” ujarnya.
Heru mengingatkan warga Kabupaten Semarang untuk lebih waspada dan berhati-hati ketika membeli daging. Jangan karena harga lebih murah langsung tergiur membeli. (ria/aro/bas)