RADARSEMARANG.COM, Ungaran – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang melakukan klarifikasi terkait video viral perkelahian anak dibawah umur.
Kepala DP3AKB Romlah membenarkan kejadian tersebut terjadi di Dusun Petet, Tuntang, Kabupaten Semarang. Pihaknya juga sudah bertemu dengan anak-anak yang ada di video maupun yang merekam.
“Kami sudah cek lokasi yang merekam teman mereka perempuan berusia 17 tahun, lalu diposting sebagai status di WhatsApp selama 10 menit, dan dihapus lagi,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM, Rabu (13/5/2020).
Romlah menceritakan kronologis yang didapat ketika tim DP3AKB ke lokasi pada Selasa (12/5/2020) VT, 9, anak bercelana merah dan BA, 6, berbaju hitam sedang bermain bersama temannya. Mereka masih satu saudara dan tinggal satu rumah ketika orang tua bekerja. Di tengah bermain BA mengajak VT untuk bekerlahi dengan tidak serius.
Namun disaat yang bersamaan DP, 17, yang merupakan kakak sepupu dari kedua bocah tersebut secara sadar merekam dan mengunggahnya di status WhatsApp. “Kami melihat karena itu masih kecil dan ada potensi perundungan yang bisa terjadi. Sehingga kami tanggung jawab penuh untuk pendampingan kasus tersebut,” lanjutnya.
Dari pihak keluarga hingga kini belum ada yang merasa dirugikan. Ketika ditemui pun dua bocah tersebut sudah asyik bermain lagi. Hanya saja usai perkelahian yang tersebar di media sosial tersebut BA mengalami memar pada bagian kepala dan pantat. BA pun dipijatkan usai kejadian tersebut. Ia juga menyayangkan oknum di sosial media yang mengubah narasi menjadi sesuatu yang tidak benar.
Sementara itu Kapolres Semarang AKBP Gatot Hendro Hartono ketika ditemui mengatakan saat ini kasus tersebut sudah masuk laporan dan sedang ditangani Polres Semarang. Ia mengungkapkan lewat Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Semarang menunjukan pelaporan kepada ayah VT yang diketahui ada saat perkelahian terjadi tidak berusaha untuk melerai.
“Dari pihak keluarga memang merasa tak ada yang dirugikan karena memang masih saudara. Tapi secara manusiawi, perundungan dan hal-hal seperti itu bisa menimbulkan efek untuk dicontoh orang lain karena menyebar di sosial media. Maka Dinsos melakukan pelaporan,” timpalnya.
Disinggung terkait akun-akun media sosial yang mengubah narasi hingga viral hingga meneruskan video tersebut Kapolres mengatakan pihaknya belum akan fokus ke hal tersebut. Saat ini baik kedua anak maupun ayah yang berada di video tersebut masih dalam pemeriksaan. (ria/bas)