RADARSEMARANG.COM, UNGARAN-Badan Koordinasi Taman Pendidikan Quran (Badko TPQ) Jawa Tengah menyiapkan kurikulum baru untuk menumbuhkan semangat kebangsaan di kalangan siswa.
Ketua Badko TPQ Jateng Ateng Ghozali Miftah mengatakan, penerapan kurikulum kebangsaan merupakan langkah antisipasi menangkal berkembangnya paham radikalisme sejak dini di kalangan generasi muda. Menurutnya, usia dini dinilai tepat menjadi sasaran menanamkan nilai tentang kebangsaan. Untuk mencegah radikalisme yang tengah memanas di negeri ini.
“Rencana akan diterapkan mulai tahun 2020. Kami akan melakukan road show ke seluruh kabupaten/kota untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada para ustadz dan ustadzah pengajar TPQ,” ungkapnya dalam kegiatan Festival Anak Saleh Indonesia (FASI) di halaman SMKN I Bawen Minggu (6/10). Ada 1.292 santri perwakilan 19 Badko TPQ kecamatan yang meriahkan festival tersebut.
Dia menengarai saat ini banyak anak usia sekolah yang mudah mengakses informasi di media sosial lewat gawai. Padahal di sana (info dari gawai) banyak beredar narasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan berita hoax.
“Sekarang banyak anak sekolah yang menjadikan media sosial sebagai guru. kurikulum kebangsaan di TPQ nantinya bisa menumbuhkan dan memantapkan semangat kebangsaan di kalangan santri sejak dini. Sekaligus mencegah menyebarnya paham radikalisme,” tegasnya.
Saat ini ada 32 ribu TPQ yang terdaftar dan dalam pembinaan Badko TPQ Jateng. Ateng menjamin tidak ada ustadz dan ustadzah pengajar yang terindikasi terpapar paham radikalisme. FASI ke VII tingkat Kabupaten Semarang, dibuka langsung oleh Bupati Semarang H Mundjirin.
Bupati menilai ini langkah yang cerdas untuk menjaga generasi muda terutama di Kabupaten Semarang. “Ada indikasi degradasi semangat kebangsaan saat ini. Karenanya kurikulum wawasan kebangsaan sangat diperlukan dalam pengajaran di TPQ. Jadi selain agama, semangat kebangsaan juga harus diajarkan kepada anak sejak usia dini,” jelasnya di depan ratusan anak. (ria/zal)
