RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Abdaziz Hakim Ramadhan cukup kreatif. Pemuda Desa Tegalrejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung ini memiliki usaha melukis sepatu bekas dan baru. Ia merintisnya sejak 2020. Ternyata, peminatnya banyak.
Seni melukis sepatu kini menjadi tren. Peluang ini dimanfaatkan sebagai ladang usaha oleh Abdaziz Hakim Ramadhan. Usaha yang digeluti pemuda 24 tahun ini terbilang langka dan unik.
Berbagai macam gambar, mulai dari motif bunga, batik, tribal, dan api berhasil mengubah wajah sepatu-sepatu lama menjadi seperti baru. Menurutnya, motif paling sulit yang pernah dilukis adalah gambar burung hantu.
Proses melukis sepatu ini memakan waktu satu sampai tujuh hari. Pada waktu pertama kali uji coba, dia menyelesaikan lukisan satu pasang sepatu hingga tiga hari. Kesulitannya adalah pada kombinasi warna. Sebagian besar peminat lukis sepatu ini adalah kalangan anak muda.
Konsumen bisa membawa sepatu lamanya yang terlihat usang untuk digambar agar terlihat nyentrik saat dipakai. Bahkan, sekarang mulai banyak konsumen yang membawa sepatu baru untuk dilukis. Mereka biasanya meminta mengganti warna sepatu secara keseluruhan dan dikombinasikan dengan motif sesuai selera.
“Awalnya, karena sepatu saya rusak, karena masih sayang, saya browsing cara meluki sepatu di Youtube dan ketemu. Setelah dicat, jadi terlihat seperti baru lagi, dan bisa dipakai lagi,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Dikatakan, tarif melukis sepatu bervariasi, tergantung tingkat kesulitan motif yang digambar. Yakni, mulai Rp 250 ribu hingga Rp 600 ribu. Dengan usahanya ini, dia dapat meraup keuntungan hingga jutaan rupiah per bulannya. Konsumennya datang dari berbagai kota, mulai Semarang, Bali, Jogjakarta hingga Kalimantan.
“Ada sepatu yang saya lukis ditawar Rp 1,5 juta. Namun tidak saya lepas, karena itu buatan pertama saya,” katanya.
Muhammad, salah satu konsumen mengaku puas dengan hasil lukisan di sepatunya. Lukisan itu menggunakan cat berkualitas bagus dan tahan lama. Juga detail gambar di setiap goresan terlihat sangat jelas.
“Sepatu ini sudah lama dan nyaman dipakai, kalau dibuang sayang. Makanya saya bawa ke sini untuk dilukis agar tampak berbeda. Ternyata hasilnya bagus dan memuaskan. Saya pilih motif api, supaya berbeda dengan lainnya, kan ada ciri khasnya,” ujarnya.
Melihat peluang tersebut, Pemerintah Desa (Pemdes) Tegalrejo mendukung usaha Abdaziz Hakim Ramadhan ini.
Kades Tegalrejo Agus Nuryanto menuturkan, desa memberikan pendanaan dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan mendirikan rumah kreatif. Sehingga potensi ini dapat dikembangkan dan ditularkan kepada pemuda lainnya.
Pihaknya mengakomodasi pemuda di desanya agar Bumdes bisa memberikan hal yang positif, termasuk kebutuhan para pemuda yang berminat menekuni lukis sepatu.
“Supaya nanti kreativitas anak muda berkembang dan bisa memberikan nilai ekonomi. Salah satunya ini di bidang custom sepatu. Jadi, Pemdes lewat Bumdes kita support pendanaan,” tuturnya. (din/aro)