RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Bencana tanah longsor masih menghantui Kabupaten Temanggung. Pemkab Temanggung mencatat ada 14 kecamatan yang rawan longsor dan angin putting beliung.
Sebagai langkah antisipasi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung melaksanakan gladi posko Selasa (15/11). Latihan ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kemampuan para personel. Mulai dari penanganan para korban, sterilisasi lokasi bencana, hingga penanganan pascabencana. Sebab, Temanggung memiliki 14 kecamatan yang rawan terjadi musibah tanah longsor dan angin puting beliung.
“Pemerintah daerah harus siap dan tanggap terhadap bencana yang akan terjadi,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Temanggung Harry Agung Prabowo.
Agung mengatakan, daerah-daerah yang rawan longsor perlu lebih siap dan sigap menghadapi hal semacam ini. Apalagi, pada musim hujan seperti sekarang ini. Dimana cuaca tidak menentu. Masyarakat harus betul-betul siap, terutama unsur BPBD, relawan, OPD, dan pendukung lainnya. “Mereka harus selalu siap dan stanby apapun yang terjadi, termasuk yang tidak kita perkirakan,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Thoifur Hadi menambahkan, selain mensiagakan 200 personil gabungan, BPBD juga telah menyiapkan peralatan dan posko bencana. Di antara 14 kecamatan yang memiliki titik rawan kejadian tanah longsor paling tinggi adalah, Kecamatan Wonoboyo, Tretep, Bejen, Gemawang, Kaloran, dan Pringsurat. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana agar selalu waspada.
“Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi panjang, sebaiknya mengungsi sementara ke tempat yang aman,” tambahnya. (din/ton)