26.2 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Lembutan Angkat Harga Tembakau Temanggung

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Para petani tembakau di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung bergembira. Mereka menggelar Festival Lembutan Bansari di Lapangan Desa Bansari sejak Jumat (28/10) malam hingga Minggu (30/10). Kegiatan ini untuk melestarikan dan mengenalkan tembakau lembutan pada masyarakat luas.

Lembutan merupakan tembakau yang dirajang lembut dan tipis, biasa digunakan untuk rokok lintingan. Perajangannya bisa menggunakan cacak atau mesin pemotong tembakau. Setelah itu, ditata di atas rigen dan dikeringkan selama 3 sampai 5 hari. Pengeringan menggunakan bantuan sinar matahari ini durasinya lebih lama dibanding dengan gowal atau tembakau yang biasa disetorkan untuk dijual ke pabrikan. Gowal hanya membutuhkan dua hari masa pengeringan.

Sebanyak 20 pengrajang dari para pengrajin lembutan tua muda dari sekitar wilayah Bansari unjuk keahlian. Mereka merajang tipis-tipis daun tembakau menggunakan cacak. Selanjutnya, 22 gadis memamerkan keahliannya menganjang lembutan pada anjangan sepanjang 90 meter tanpa putus. Anjangan yang tersusun dari rigen (tempat mengeringkan tembakau), ditata rapi membentuk empat persegi panjang mengelilingi para pengrajang yang berada di tengahnya. Pengrajang menggunakan alat pengrajangannya (cacak) yang dilengkapi pisau pemotong tembakau (gobang).

Ketua Panitia Festival Lembutan tahun 2022 Agus Zamroni mengatakan, banyak para petani tembakau di Bansari yang menjadi pengrajin lembutan. Sejak ada Festival Lembutan tahun 2019, banyak petani yang membuat lembutan karena harga jualnya lebih mahal. “Perekonomian petani yang punya lahan meningkat, dibuktikan lembutan ini sudah keluar daerah, dan ternyata bisa diterima masyarakat luas selain untuk konsumsi sendiri. Makanya, kami tahun 2022 ini mengambil tema ‘Sewu Siji Rupo, Sewu Siji Rasa’ artinya tembakau yang bermacam-macam ini memiliki rasa yang berbeda-beda juga,” tandasnya.

Minggu (30/10), sebanyak 13 petani dari berbagai desa yang ada di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung meramaikan lomba merajang dan nganjang (menata hasil rajangan untuk dijemur) daun tembakau. Para petani tampak antusias dalam proses perajangan daun tembakau tersebut secara manual.

Dengan hati-hati, para peserta merajang daun tembakau sedikit demi sedikit. Lomba merajang dan nganjang daun tembakau tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Warga sangat berantusias untuk menyaksikan secara langsung proses perajangan daun tembakau secara manual.

Salah satu peserta Ardian mengatakan, merajang daun tembakau merupakan aktivitas rutin para petani setiap tahun usai memanen daun tembakau. Namun, tidak semua petani mengolah daun tembakau secara manual, dan lebih banyak yang menggunakan mesin. “Keluarga saya mengajarkan merajang tembakau secara manual dari nenek moyang, jadi sudah menjadi tradisi turun temurun. Saya sendiri sejak kelas 4 SD sudah diajarkan merajang tembakau oleh orang tua,” katanya. (rls/din/ton)

Reporter:
Addin Alfath

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya