32 C
Semarang
Saturday, 1 November 2025

Siram Rigen dengan 13 Sumber Mata Air

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Petani Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung menggelar Ruwat Rigen di Rest Area Kledung Minggu (7/8). Masyarakat berkumpul menggelar doa bersama panen tembakau tahun ini berjalan lancar.

Ratusan warga Temanggung memadati Rest Area Kledung sejak pagi. Masyarakat dari 13 desa se-Kecamatan Kledung mengarak alat penjemur tembakau atau rigen, tumpeng, dan ingkung dari lapangan desa masing-masing menuju Rest Area Kledung. Rigen yang mereka bawa ditata di atas panggung. Rigen tersebut akan diciprati atau disiram menggunakan air dari 13 sumber mata air. Rigen kemudian diambil kembali untuk dibawa ke desa masing-masing. Masyarakat lalu makan nasi tumpeng dan ingkung.

Bupati Temanggung HM Al Khadziq menuturkan, masyarakat se-Kecamatan Kledung melangsungkan selametan panen tembakau yang dikemas secara adat dengan Ruwat Rigen. Ruwat Rigen artinya adalah merawat segala sesuatu yang berhubungan dengan pertembakauan, dan panen tembakau. “Semoga hasil dan harganya bagus, menjadi rezeki yang banyak untuk masyarakat,” ujarnya.

Mengapa rigen harus diruwat? Sebab, semua perkakas atau perlengkapan, dan ikhtiar untuk bertani tembakau supaya mendapat berkah dari Allah SWT. Menurutnya, tradisi-tradisi seperti ini membuktikan betapa dekatnya masyarakat Temanggung antara ikhtiar dan doa. “Ini bukti bahwa usaha pertanian tembakau ada sisi transendentalnya, karena ini berhubungan langsung dengan pengharapan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa,” tuturnya.

Kegiatan ini rencananya akan dimasukkan dalam kalender pariwisata Kabupaten Temanggung. Namun, karena 2 tahun terakhir terjadi pandemi covid-19 dan tidak ada kegiatan seperti ini, maka kegiatan perdana digelar kemarin. Ke depan, bupati berharap akan menjadi event yang lebih besar lagi. “Event kebudayaan, festival panen yang lebih besar lagi yang masuk dalam agenda pariwisata Kabupaten Temanggung,” katanya.

Ketua Panitia Ruwat Rigen Basori Setiawan mengatakan, Ruwat Rigen adalah tradisi di masyarakat petani tembakau sebelum mereka melakukan panen raya tembakau. Rigen untuk menjemur tembakau dikeluarkan, disapu, dan dicuci menggunakan air bersumber mata air Sendang Kamulyan. Peserta dari kegiatan ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Kledung.

“Masing-masing desa membawa rigen yang diruwat oleh bupati. Nanti akan dikembalikan ke desa masing-masing untuk dijadikan ikon. Tujuannya agar masyarakat berkumpul bersama, berdoa kepada Allah SWT agar panen yang akan dilaksanakan nanti mendapatkan hasil yang maksimal, mendapatkan rejeki yang banyak, berkah, dan barokah,” katanya. (din/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya