RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Jumlah panen tembakau Temanggung tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan. Beberapa petani tembakau tahun ini beralih menanam cabai.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Temanggung Joko Budi Nuryanto menuturkan, per akhir Juni 2022, jumlah tanaman tembakau di musim ini kurang lebih mencapai 16.200 hektare. Tahun lalu, lahan tembakau yang panen mencapai lebih dari 18.000 hektare.
Masa tanam mundur selama 20 hari, sehingga panen tembakau juga mengalami kemunduran. “Beberapa petani berpindah menanam cabai dan lainnya. Karena harga cabai sedang bagus sehingga sampai sekarang banyak petani yang menanam lagi,” tuturnya
Bupati Temanggung HM Al Khadziq mengatakan, perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini cukup berdampak kepada para petani tembakau di Temanggung. Memasuki Juli biasanya sudah kemarau, namun hingga awal Juli 2022 masih sering terjadi hujan.
Dalam kondisi seperti ini, petani tembakau mengalami kesulitan karena tanaman tembakau kalau terlalu banyak air justru mati. “Artinya petani harus tambal sulam, ada yang tambal sulam sampai lima kali,” katanya.
Tambal sulam berkali-kali membuat biaya produksi meningkat. Misalnya untuk pembelian pupuk, bibit, kemudian durasi waktu menanam sampai hasil juga semakin lama. “Tahun ini petani mengalami tekanan berat akibat perubahan iklim, kami hanya bisa meminta kepada para industri rokok yang membeli tembakau Temanggung, mohon betul kesulitan petani ini ikut diperhatikan dalam pembelian tembakau nantinya,” ungkapnya.
Bupati berharap harga tembakau tahun ini bisa lebih tinggi lagi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 14 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung merupakan sentra penghasil tembakau dengan rata-rata produksi tembakau setiap tahun berkisar 14.000 ton. (din/ton)