26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Pemeriksaan Hewan Ternak Mulai Diperketat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, TEMANGGUNG – Penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai merebak dan menjangkiti hewan ternak di sejumlah daerah. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Temanggung makin meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi kesehatan hewan melalui pemeriksaan ketat sebelum dipotong dan didistribusikan ke kalangan masyarakat.

Dokter hewan sekaligus Kepala UPTD RPH dan Pasar Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Temanggung drh Antik Choiriyah mengatakan, pihaknya saat ini terus memperketat pemeriksaan terhadap ternak sapi sebelum disembelih. Yakni dengan metode pengecekan antemortem dan postmortem.

“Kita makin meningkatkan kewaspadaan dengan pemeriksaan hewan yang masuk RPH sebelum dipotong, terutama antemortem kepada hewan yang terciri sakit maupun tidak. Pokoknya kami sangat antisipatif,” jelasnya Jumat (13/5).

Kendati berdasar laporan masuk maupun pengecekn lapangan di Kabupaten Temanggung belum terdeteksi munculnya kasus PMK yang menjangkiti ternak, namun pihaknya juga tak ingin lengah. Pasalnya, selain di wilayah Jawa Timur, PMK juga terdeteksi telah merambah beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Kabupaten Banjarnegara, Boyolali, dan Rembang.

“Di Temanggung sejauh ini belum ada temuan maupun laporan. Dan tercatat terakhir PMK menyerang ternak di wilayah ini pada tahun 1986 silam,” terangnya.

Lebih jauh dijelaskan, PMK biasanya menular pada hewan ternak seperti domba, kambing, babi, dan paling terciri pada sapi. Ciri gejala yang paling mudah digunakan sebagai barometer pendeteksian dini pada penyakit ini di antaranya gejala demam tinggi, lepuh-lepuh pada lidah dan bagian kaki (tracak).

“Paling ekstrem yakni tracaknya sampai lepas. Tapi itu pada sapi, kalau ternak lain bersifat subklinis atau gejalanya kurang begitu tampak,” urainya.

Namun, jelasnya, apabila terdapat hewan ternak yang tertular maupun terjangkit PMK, terdapat sebuah metode pengobatan yang dirasa efektif, yakni terapi antibiotik, antistamin, serta pemberian vitamin secara teratur. Ditambah dengan upaya pencegahan, yakni bio security dengan melakukan langkah disinfeksi terhadap manusia (petugas) hingga kandang ternak. Hal ini dikarenakan proses penularan PMK dapat melalui tiga perantara. Yakni lewat manusia, barang (peralatan), dan antar hewan.

Pihaknya juga meminta agar seluruh peternak untuk tidak membeli hewan dari luar daerah hingga kondisi terpantau stabil. Kemudian melakukan karantina terhadap hewan selama 14 hari, hingga meningkatkan sistem imun dan manajemen pemeliharaan ternak. Selain itu petugas juga akan memperketat lalu lintas ternak di pasar-pasar hewan sekaligus mewajibkan ternak dari luar Temanggung untuk memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKN) sebelum diperjualbelikan.

“Masa inkubasi virus penyebab PMK adalah 14 hari. Berbagai upaya biosecurity tidak bisa mematikan virus, namun hanya untuk mengobati gejala penyakit ikutannya saja. Memang penularan PMK sangat cepat, tapi bisa diantisipasi. Termasuk peternak harus selalu melakukan disinfeksi pada kandang ternak,” pintanya. (nan/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya