26 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Stok Migor Ditambah, Tapi Tetap Kurang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Para pedagang kecil dan pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung masih harus antre demi mendapat minyak goreng curah. Kelangkaan yang sudah terjadi sejak awal tahun ini masih belum ada tanda-tanda akan teratasi.

Bahkan, kondisinya semakin parah. Pekan lalu warga hanya mengantre selama 3 jam agar bisa melakukan transaksi. Saat ini, warga harus mengantre sejak malam, semata demi mendapat minyak goreng untuk keberlangsungan usaha mereka.

Tiwi, salah satu pedagang pisang molen menceritakan bagaimana susahnya mendapat minyak sekarang. Lewat jejaring grup whatsapp (WA) yang berisikan para pedagang kaki lima dan agen sembako, ia mendapat informasi bahwa Toko Agus yang berada di perempatan Padangan, Kelurahan Temanggung 1 sudah mendapat distribusi minyak dari distributor pada Minggu (10/4) sore.

Kabar ini pun langsung direspon para pedagang. Selepas maghrib mereka mulai meletakkan jeriken tepat si sisi toko. Jumlahnya pun tak main-main. Hingga pukul 21.00 WIB saja panjang antrean jeriken sudah sekitar 200 meter. Padahal, Toko Agus baru dibuka esok paginya pukul 06.30 WIB. “Soalnya kalau ndak gitu, ndak dapat mas,” begitu kata Tiwi.

Minyak goreng seberat 17 kilogram yang akhirnya didapatkan, kata Tiwi, hanya bisa bertahan kurang dari seminggu untuk keperluan usahanya. Tiwi berharap agar kondisi ini tidak semakin berlarut dan hanya merugikan pedagang kecil seperti dirinya.

Di Toko Agus, pembelian memang dibatasi. Satu orang hanya boleh membeli maksimal 17 kilogram minyak goreng dengan harga Rp 15.500 perkilogramnya.

Kabid Perdagangan Dinas Koperasi dan Perdagangan (Dinkopdag) Temanggung Eny Soelistiowati saat melakukan pemantauan di lokasi mengatakan, memang terjadi peningkatan kapasitas distribusi minyak goreng di Toko Agus oleh distributor. Yakni dari 7,5 ton menjadi 9 ton, dan yang terakhir meningkat lagi menjadi 12 ton untuk sekali kiriman.

Namun demikian, sambungnya, tingginya kebutuhan masyarakat saat Ramadan membuatnya masih langka. “Kuantitasnya memang meningkat, namun kedatangannya belum tahu karena tergantung distributornya. Kadang seminggu hanya sekali, bisa juga dua kali. Karena distributor yang dari Semarang semuanya juga ada antrean dari kabupaten lain,” jelasnya.

Pihaknya pun akan terus melakukan komunikasi dengan pihak distributor agar kuota minyak untuk Temanggung bisa ditambah. Sementara pembelian yang harus menyertakan fotokopi KTP, terangnya, sebagai bukti kepada distributor agar tidak ada penyelewengan atau penimbunan minyak goreng. (nan/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya