RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI) yang dipimpin sosiolog senior sekaligus guru besar UI Prof Paulus Wirutomo akan melakukan penelitian di Kabupaten Temanggung.
Tim akan meneliti stunting dan perkawinan anak. Mereka bergerak bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, bersinergi dengan OPD hingga pemerintah desa.
Bupati HM Al Khadziq menyambut gembira penelitian ini. Lantaran kajian ilmiah dapat dijadikan pijakan Pemkab Temanggung untuk mengambil keputusan, atas persoalan stunting di wilayahnya. Selama ini baru sampai tahap hipotesis penyebab stunting.
Beberapa hipotesis penyebab stunting di Temanggung di antaranya perkawinan dini, tingkat awareness masyarakat yang rendah. Juga asupan gizi yang kurang karena adanya Covid-19. Serta tingkat ekonomi atau kemiskinan di masyarakat.
“Saya menyambut gembira adanya penelitian ini. Karena bisa tahu persis apa penyebab masih tingginya stunting di Kabupaten Temanggung. Apakah benar karena angka perkawinan anak yang masih tinggi, atau kurangnya sosialisasi di masyarakat. Sehingga belum begitu menganggap penanganan stunting penting, atau kurangnya nutrisi gizi, atau karena masalah ekonomi. Selama ini kita hanya berandai-andai saja, dengan hipotesis-hipotesis, maka melalui penelitian akan ditemukan jawaban pasti penyebab tingginya stunting itu apa,” katanya, Kamis (7/4).
Menurut bupati, begitu ditemukan jawaban pasti secara ilmiah, akan menjadi dasar pengambilan kebijakan bagi Pemkab Temanggung dalam penanganan stunting. Melalui penelitian ini, Temanggung juga akan menjadi wilayah percontohan bagaimana menangani stunting bagi daerah lain di seluruh Indonesia.
Ketua tim peneliti UI Paulus Wirutomo menuturkan dua desa yang akan diteliti, selama sepekan yakni Desa Wadas Kecamatan Kandangan dan Tanurejo Kecamatan Bansari. Hasilnya akan dijadikan model perencanaan supaya dijadikan percontohan secara nasional dalam penurunan stunting.
“Stunting itu penyebabnya masih membingungkan karena faktornya banyak. Oleh karena itu kami akan teliti. Kita ambil pemecahan masalahnya. Metode penelitian kita menggunakan focus group discussion. Jadi akan diskusi kelompok bersama ibu-ibu atau bapak-bapak hasilnya menjadi dasar landasan kami. Kedua kita akan melakukan wawancara mendalam dengan para tokoh, supaya permasalahan di FGD bisa kita dalami,”katanya. (nan/lis)