RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Warga Temanggung rela mengantre demi mendapatkan minyak goreng curah. Di Toko Hasil Baru kawasan Rolikuran kompleks Pasar Kliwon Temanggung, warga sudah mengantre sejak jam 06.00. Mereka membawa jeriken untuk membeli minyak.
Di Temanggung hanya ada dua toko yang menjual minyak goreng curah. Yakni Toko Agus di perempatan Padangan, Kelurahan Temanggung 1 dan Toko Harapan Baru kawasan Rolikuran.
Sumilah mengaku baru bisa transaksi setelah mengantre tiga jam. Pedagang nasi goreng yang melapak di depan kantor pemda ini mengeluhkan tingginya harga minyak. Harga minyak curah memang lebih murah namun stoknya terbatas.
Minyak kemasan di pasaran harganya Rp 25.000 per liter. Sedangkan minyak curah berkisar 15.000 – 16.000 per kg atau Rp 14.000 lebih sedikit jika diliterkan.”Pembelian dibatasi satu orang maksimal 17 kilo, saya beli Rp 263.000,” ujarnya, Senin (4/4).
Akibat kelangkaan minyak ini, kata dia, banyak pedagang menaikkan harga jualannya atau porsinya dikurangi. Sementara Pemilik Toko Hasil Baru Hermawan mengaku, waktu dan kapasitas kiriman minyak dari distributor tidak bisa dipastikan. Ia mendapat stok setelah 3 minggu. Itupun kapasitasnya dikurangi dari semula 9 ton menjadi 7,5 ton minyak.
“Jumlah ini pasti kurang dan tidak mencukupi permintaan. Terakhir satu setengah hari langsung habis, kita jual Rp 15.500 per kilo,” terangnya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Dinkopdag) Temanggung Entargo Yutri Wardono mengakui minyak curah mengalami kelangkaan. Di samping itu, katanya, saat ini juga muncul merek-merek minyak goreng baru yang legalitasnya masih belum jelas dan dalam proses penyidikan reskrim.
Pihaknya pun sudah mencoba berkomunikasi dengan Pemprov Jawa Tengah dan pihak distributor agar volume distribusi bisa ditambah. Namun belum ada jawaban yang memuaskan. “Kalau pedagang memang tidak tahu. Mereka dapat barang kapan karena hanya menerima jatah dari distributor. Kita sifatnya hanya menunggu karena di Temanggung tidak ada distributornya,” ujarnya.
Berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan distributor, pemicu kelangkaan minyak karena penurunan produksi di tingkat produsen. “Kalau yang disampaikan Menteri Perindustrian memang di hulu (produsen) bahan bakunya kurang dan bahan baku ini juga dipakai untuk bahan tambahan biosolar sehingga produksinya berkurang. Prediksinya bulan Mei nanti kelapa sawit sudah mulai tua dan bisa dipanen lagi,” terangnya.
Entargo juga menambahkan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia berencana melakukan distribusi minyak curah ke Temanggung dengan total 6.000 liter. Namun terkait waktu dan teknis pelaksanaan masih belum dipastikan. Selain itu, distribusi ini juga tidak bisa diakses seluruh warga lantaran khusus hanya bagi UMKM binaan. (nan/lis)