RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Harga terkini tabung gas melon di tingkat pengecer mencapai Rp 22.000 hingga Rp 23.000 per tabung. Angka ini jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Bahan bakar bersubsidi ini di tingkat depot sebesar Rp 11.550, di tingkat agen Rp 14.250 dan di tingkat pangkalan Rp 15.500.
Namun, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Temanggung Fita Parma Dewi mengatakan, pemerintah tidak menentukan harga tabung bersubsidi tiga kilogram di tingkat pengecer, melainkan hanya mengatur HET di tingkat agen dan pangkalan saja.
Terkait harga tabung gas bersubsidi yang mencapai Rp 22.000 – Rp 23.000 di tingkat pengecer, Pita mengatakan, peningkatan harga ini dipengaruhi kondisi geografis. Yakni terkait jarak pendistribusian dari agen ke pengecer. Sehingga ada tambahan biaya ongkos transportasi yang mengakibatkan harga di tingkat eceran bervariartif.
“Jadi biaya ongkos kirim ke daerah-daerah pojok seperti Selopampang, Tretep, Tlogopucang dan lain-lain biaya transportnya memang lebih banyak. Ini yang menyebabkan harganya menjadi variatif di tingkat pengecer. Memang tidak ada aturan penetapan harga di tingkat pengecer karena variasi kondisi itu tadi, kalau kita mau samakan nanti juga akan susah,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya Senin (10/1).
Pita mengatakan, secara umum kebutuhan LPJ di Kabupaten Temanggung masih tercukupi dan tidak terjadi kelangkaan. Bahkan, tahun ini pihaknya mengusulkan penambahan pasokan kuota LPJ ke Pertamina sebanyak 10 persen atau 834.000 tabung dari tahun kemarin. Jika pada 2021 lalu Temanggung mendapat kuota 25.052 MT (matrik ton) atau sebanyak 8.350.000 tabung. Tahun ini bertambah menjadi 27.554 MT atau 9.182.000 tabung.
Fita menyebutkan, penambahan tersebut karena permintaan gas bersubsidi di masyarakat sangat tinggi, khususnya pada saat high session yakni ketika bulan Ramadan, Lebaran, Natal, tahun baru, serta saat panen raya tembakau.
Ia berharap dengan penambahan elpiji bersubsidi sebanyak 834 ribu tabung itu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Temanggung, dan tidak ada lagi terjadi kelangkaan gas bersubsidi, khususnya di daerah-daerah pelosok desa. (nan/ton)