RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Embung Kledung salah satu tempat wisata yang paling moncer di Kabupaten Temanggung. Termasuk sering dikunjungi wisatawan. Tidak hanya dari lokal, namun wisatawan dari mancanegara.
Berada di ketinggian 1.400 mdpl, wisata alam ini menawarkan pemandangan alam yang luar biasa cantik. Diapit Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Nuansa sejuk khas pegunungan menambah kesan asri tempat wisata yang dibangun pada 2010 ini. Embung Kledung dibangun di atas lahan seluas 4 hektare dari dana bagi hasil cukai tembakau (DBHCT) dengan biaya Rp 1,3 miliar.
Menurut Kasi Kesra Desa Kledung Bejo Hasan, semula Embung Kledung hanya difungsikan untuk pengairan pertanian masyarakat sekitar saja. Namun, banyaknya pengunjung yang datang membuat pemerintah desa bersama karang taruna setempat, melihat peluang yang lebih besar untuk menjadikan sebagai tempat wisata.
“Semula embung ini hanya untuk pengairan pertanian. Namun anak-anak kami merasa tergugah dengan adanya pengunjung yang datang. Sehingga mereka melihat peluang untuk dijadikan tempat wisata,” ujarnya.
Alhasil, pada medio 2015 secara resmi Embung Kledung dibuka menjadi tempat wisata untuk umum. Dengan membayar tiket Rp 5.000 pengunjung bisa menikmati sejuknya udara lereng Sindoro-Sumbing. Sensasi memberi makan ikan di dalam embung secara langsung maupun berswafoto pada spot-spot instagrammable yang disediakan. Bahkan, pengelola wisata juga menyewakan tenda dan alat-alat outdoor lainnya bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi camping.
Menurut pengelola Wahanto, tak kurang dari 500 pengunjung meramaikan tempat wisata ini pada akhir pekan. Sementara pada hari-hari biasa, rata-rata pengunjung yang datang 50. “Biasanya pas malam minggu itu banyak yang berkemah, kami menyewakan tenda untuk kapasitas 2- 3 orang dan di atas 4 orang,” ujarnya.
Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Temanggung Saltiyono Atmaji saat melakukan tur wisata Temanggung belum lama ini, mendorong setiap desa untuk melihat potensi masing-masing. Dalam hal ini terkait potensi budaya dan pariwisatanya yang bisa dijual. Sehingga bisa menambah pemasukan masyarakat. (nan/lis)