26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

TPA Sanggrahan Overload, Temanggung Darurat Sampah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Temanggung– Ancaman banjir sampah yang melanda Temanggung pada 2040 mendatang bukan isapan jempol. Pasalnya, kondisi TPA Sanggrahan yang menjadi satu-satunya TPA di Kabupaten Temanggung, kini sudah penuh bahkan overload.

Ketika wartawan Jawa Pos Radar Magelang berkunjung ke TPA Sanggarahan belum lama ini, lahan seluas 4,5 hektare tersebut sudah penuh dengan sampah menggunung. Berdasarkan catatan dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Temanggung, sampah yang bisa ditampung setiap hari di TPA Sanggrahan hanya 120 ton. Sementara sampah harian yang masuk ke TPA diperkirakan mencapai 149 ton.

Perluasan lahan yang sempat dilakukan pada 2019 silam pun sudah tidak muat lagi menampung sampah. Kondisi ini dinilai sangat memprihatinkan. Opsi pembukaan TPA baru memang pernah digaungkan pemerintah setempat pada awal tahun ini. Namun, keterbatasan dana dan panjangan proses pembebasan lahan membuat langkah ini belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat.

Saat ini, satu-satunya langkah jangka pendek yang bisa dilakukan, kata Kepala DPRKPLH Kabupaten Temanggung Entargo Yutri Wardoyo adalah dengan kembali memperluas lahan di TPA Sanggrahan. Pihaknya berencana kembali membuka 2,6 hektare lahan tambahan. Namun, kendala anggaran lagi-lagi menjadi alasan penambahan lahan menjadi sedikit terlambat.

“Rencana perluasan TPA Sanggrahan seluas 2,6 hektare akan kita laksanakan, DED (detail engineering design) sudah dilakukan. Namun, masih terkendala anggaran karena kebutuhan-kebutuhan pada masa pandemi ini. Namun kami mencoba mencari dana-dana ke pusat serta bankeu provnsi,” katanya.

Ia menambahkan, untuk mengurangi produksi sampah yang dibuang ke TPA. Pihaknya telah membuat program-program seperti pengolahan sampah dari rumah, pendirian bank sampah, Masjchun Sofwan Awards, dewan persampahan dan komoite konservasi, semata untuk membantu mengatasi permasalahan lingkungan di Kabupaten Temanggung.

Namun, program pilah sampah dari rumah yang digalakkan direspon negatif para pemulung di TPA Sanggrahan. Beberapa pemulung mengaku pendapatannya menjadi berkurang karena sampah yang dibuang ke TPA banyak yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis.

“Yang namanya pembangunan dan perubahan pasti ada dampaknya, bagi pemulung memang secara signifikan akan mengurangi penghasilan mereka. Tetapi bagi Temanggung secara umum itu sangat bermanfaat sekali. Namun saya rasa tetap ada terobosan-terobosan yang akan kita laksanakan disana, dengan pembinaan dan lain-lain,” jelasnya. (nan/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya