28 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

Sepi Tanggapan, Kelompok Seni Turonggo Mudho Tetap Gelar Pertunjukan Jaran Kepang di Dusun

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Jaran kepang atau jathilan menjadi tradisi yang populer di kalangan masyarakat Temanggung. Di beberapa desa bermunculan para penari ataupun seniman jaran kepang. Salah satu yang cukup dikenal yakni kelompok seni Turonggo Mudho, Dusun Lamuk Legok, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo.

Bagi warga lereng Gunung Sumbing tersebut, tradisi pergelaran jaran kepang telah mendarah daging. Meski sepi tanggapan, kelompok seni Turonggo Mudho tetap melakukan pergelaran jaran kepang secara mandiri di dusunnya. Di beberapa kalender bulan Jawa pergelaran tersebut rutin dilakukan. Untuk menghormati nenek moyang mereka.

“Kalau pandemi ini memang sepi tanggapan. Tapi kami tetap melakukan pergelaran di dusun. Biasanya dilakukan setiap bulan Mulud, Ruwah dan Besar,” ujar Sukoyo, pengurus kelompok seni Turungo Mudho kepada RADARSEMARANG.COM.

Di bulan Besar, pergelaran jaran kepang di Dusun Lamuk Legok wajib dilakukan. Jika tidak dilakukan mereka khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Takutnya yang bahurekso dusun ini marah,” jelasnya.

Kelompok kesenian Turunggo Mudho berkesenian bukan untuk mengejar uang dari tanggapan. Namun untuk melestarikan budaya. Selain itu untuk menjalin silaturahmi dengan tetangga desa maupun kelompok kesenian lain.

Mereka tidak menjadikan seni sebagai sebuah profesi. Karena mayoritas anggota dari kelompok seni Turonggo Mudho bekerja sebagai petani tembakau. “Dulu sebelum pandemi setahun untuk tanggapan sekitar tiga kali. Kami pernah main beberapa kota seperti Jakarta maupun Solo,” jelasnya.

Karena masih dalam suasana pandemi mereka pun melakukan pergelaran secara protokol kesehatan. Para penari mengenakan masker dan jaga jarak saat pergelaran di dusun berlangsung. Pergelaran dilakukan di lahan terbuka, lereng Gunung Sumbing.

“Bagi kami yang utama dari pergelaran jaran kepang adalah persaudaraan. Karena jaran kepang, jadi banyak saudara di mana-mana. Kalau untuk bayaran itu nomor dua,” imbuh pria 42 tahun ini.

Di musim pandemi ini juga dijadikan momentum untuk mengenalkan jaran kepang kepada anak-anak di Dusun Lamuk Legok. Sejak berdirinya kelompok seni Turonggo Mudho tahun 1986, regenerasi terus berjalan. Sehingga kesenian jaran kepang terus lestari di dusun tersebut. (man/ton)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya