RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Para pelajar di Kabupaten Temanggung diminta berani. Tidak takut melaporkan perbuatan perundungan kepada guru atau kepala sekolah.
“Jangan takut untuk memberikan eduksi kepada teman-teman sekiranya melihat perundungan. Jangan takut menyampaikan kepada guru, kepala sekolah atau teman lain agar perundungan di sekolah tidak terjadi,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Temanggung Agus Sujarwo saat penutupan program roots Indonesia untuk pencegahan perundungan dan kekerasan terhadap siswa di SMPN 2 Temanggung, Senin (25/10).
Agus berharap yang diterima anak-anak di dalam kegiatan antiperundungan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus dikembangkan. Terus mengajak teman-temannya menjauhi perundungan.
“Kami titip supaya anak-anak bisa berkembang. Baik kepribadian, karakter dan prestasinya. Jadilah agen perubahan tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan anak-anak tinggal. Agar anak-anak menjadi agen perubahan penguatan karakter di negara Republik Indonesia,” katanya.
Program Roots Indonesia untuk pencegahan perundungan dan kekerasan di Kabupaten Temanggung diadakan di SMPN 2 Temanggung, SMPN 1 Jumo, SMPN 1 Tlogomulyo, SMP Krisna Citra Parakan, dan SMP PGRI Candiroto.
Sejumlah sekolah tersebut menjadi sekolah penggerak pertama tingkat Kabupaten Temanggung. Salah satu program dari kegiatan tersebut adalah bantuan pemerintah antiperundungan.
Kepala SMPN 2 Temanggung Pasir mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan satu bulan 10 kali pertemuan. Dibimbing oleh fasilitator daerah dari para guru yang sudah mendapatkan pelatihan dari fasilitator nasional.
Ia menyampaikan melalui kegiatan ini diharapkan terbentuk profil pelajar Pancasila. Pasir menyebutkan enam profil pelajar Pancasila. Yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar Kritis, dan kreatif. (nan/lis)