RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Bencana alam yang terjadi belakangan ini mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung melakukan pengecekan fungsi alat deteksi dini early warning system (EWS) di sejumlah wilayah.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Temanggung Pria Andaka menyebutkan, 83 EWS terpasang di hampir seluruh kecamatan. Terdiri atas ekstensometer atau alat deteksi gerakan tanah dan pengukur curah hujan. Semua masih berfungsi normal. Namun, beberapa EWS mengalami kerusakan seperti tertimbun longsor atau sengaja tidak dihidupkan warga.
Pria mengatakan pengecekan alat-alat tersebut menjadi penting dilakukan sebagai langkah antisipasi kebencanaan. Jumlah EWS yang terpasang di masing-masing wilayah kecamatan berbeda-beda tergantung kondisi di lapangan. Ia menyebutkan sejumlah daerah rawan bencana tanah longsor. Antara lain Kaloran, Kandangan, Gemawang, Tlogomulyo, Kranggan, Selopampang, Bulu, Jumo, Kedu, dan Bejen.
“Memang kami temukan beberapa alat yang sudah rusak. Kami koordinasi dengan kepala desa, alhamdulillah ada tanggapan positif. Jadi untuk pemeliharaan sudah dianggarkan desa misalnya membeli seling (kawat) untuk deteksi longsor,” katanya.
Ia juga berharap peran serta masyarakat dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan EWS. “Alat ini juga terpasang di beberapa rumah warga, namun karena harus dialiri listrik, warga yang dipasangi EWS merasa keberatan untuk membayar. Jadi kami minta pemerintah desa setempat untuk membuat anggaran perawatan. Karena ini bukan milik perseorangan, melainkan milik kepentingan bersama,” tukasnya.
Ia menyampaikan melihat kondisi geografis di Kabupaten Temanggung sebetulnya masih perlu ditambah EWS. Utamanya di daerah pinggiran seperti di Kaloran. (nan/lis)